Bisnis.com, SOREANG – PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) mengingatkan, tindakan oknum penumpang yang mengambil bantal punggung di kereta berkecepatan tinggi WHOOSH merupakan tindak pidana dan dapat dituntut.

General Manager Corporate Secretary KCIC Eva Chairunnisa mengatakan, kasus perampasan bantal ini bisa terdeteksi karena perusahaan memiliki kamera pengawas atau CCTV di seluruh keretanya. 

Menurut dia, KA berkecepatan tinggi memiliki 44 unit CCTV yang memantau pergerakan penumpang. 

Eva mengatakan, penumpang yang terlibat kasus pencurian bantal tidak masuk dalam “daftar hitam”. Meski demikian, dia memastikan pihaknya telah memberikan catatan khusus kepada penumpang yang terlibat dalam kejadian tersebut.

Eva mengingatkan, ke depan tindakan seperti pengambilan bantal akan merusak fasilitas umum, sehingga KCIC bisa mendenda atau mengadili pelakunya. Oleh karena itu, jika tidak ada itikad baik dari penumpang yang terlibat, pihaknya tidak segan-segan mengambil jalur hukum.

“Kalau perbuatan hukum (pengambilan bantal) itu pidana, kita bisa proses (pelakunya). Kami akan terus mengedukasi masyarakat untuk menjaga semua benda di Kereta Cepat itu,” jelas Iwa, Senin, di Stasiun Tegalluar Bandung, Jawa Barat. . (29/7/2024).

Menurut Evan, 6 bantalan kursi dicuri dari fasilitas kereta kecepatan tinggi dalam waktu 9 bulan sejak dimulainya layanan kereta kecepatan tinggi. Peristiwa terakhir terjadi pada 11 Juli 2024.

Dia mengatakan, KCIC berusaha menghubungi tersangka pelaku dengan menggunakan informasi dari manifes penumpang dan pengawasan CCTV di kereta berkecepatan tinggi tersebut. Eva mengatakan, saat kejadian, pelaku mengakui kesalahannya dan mengembalikan bantal tersebut.

“Kalau berdasarkan kejadian di masa lalu, pelakunya beritikad baik, dikembalikan, lalu diungkapkan,” kata Eva.

Sebelumnya, Eva mengatakan bantalan sandaran dilengkapi fungsi khusus. Bantal dan kursi penumpang memiliki bahan yang tahan api, sehingga berbagai risiko dapat dikurangi dalam situasi darurat.

Meski kecil, kejadian ini cukup menimbulkan kerugian bagi perusahaan dan penumpang lainnya, kata Eva.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel