Bisnis.com, JAKARTA – Distributor suku cadang mobil Grup Astra, PT Astra Otoparts Tbk. (AUTO) telah merilis perkiraannya untuk industri otomotif hingga tahun 2025.

Menurut CEO Astra Otoparts Sophie Handili, perseroan memperkirakan industri otomotif akan membaik pada tahun 2025 seiring dengan menurunnya suku bunga, khususnya penjualan kendaraan roda empat.

Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 6% pada rapat Direksi (RDG) BI September 2024. Kemudian Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Fed, menurunkan suku bunga sebesar 50 basis poin menjadi 4,75%-5%.

Namun menurutnya, tantangan AUTO tahun depan bergantung pada daya beli masyarakat, khususnya industri otomotif yang masih lemah. 

Sophie Bisniske, Senin (23/20): “Dalam 2 bulan kuartal III 2024, titik terang industri otomotif sudah dimulai dengan peningkatan penjualan mobil. Kami perkirakan pertumbuhan ini akan terus berlanjut hingga tahun 2025.” 9/2024).

Oleh karena itu, sebagai strategi menghadapi tantangan tersebut, AUTO akan terus mendorong kinerja ekspor perusahaan manufaktur dan perdagangan di tengah lemahnya pasar domestik.

Perusahaan saat ini memproduksi produknya di lebih dari 50 negara, termasuk Timur Tengah, Asia-Pasifik, Afrika, Eropa, dan Amerika Selatan.

“Kami aktif melihat potensi pasar dan produk yang bisa kami masuki ke negara-negara tertentu, Asia dan Afrika merupakan kawasan yang memiliki potensi besar dan saat ini kami berupaya menyasarnya,” ujarnya.

Berdasarkan laporan keuangan semester I/2024, penjualan ekspor komponen Astra Otoparts meningkat 54,29% year-on-year menjadi Rp 819,01 miliar dibandingkan semester I/2023 sebesar Rp 530,8 miliar.

Sementara itu, di pasar dalam negeri, melalui bisnis perdagangan, AUTO akan menambah jumlah outlet penjualan dan memperkuat jaringan distribusi Astra Otoservice dan Shop & Drive pada akhir tahun 2024.

Di saat yang sama, situasi pasar mobil dalam negeri masih buruk. Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat total penjualan mobil pada Januari-Agustus 2024 turun dari 675.859 unit menjadi 560.619 unit atau 17,1% dibandingkan periode yang sama tahun 2023.

Pada saat yang sama, penjualan ritel juga turun 12,1 persen menjadi 584.857 unit pada delapan bulan pertama tahun 2024, dibandingkan 665.262 unit pada periode yang sama tahun 2023.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA