Bisnis.com, Jakarta – Asosiasi Pertambangan Indonesia (IMA) memperkirakan target produksi batu bara sebanyak 922,14 juta ton dalam Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) 2024 sulit tercapai.

CEO Indonesia Mining Association (IMA) Hendra Sinadia berpendapat produksi batu bara pada kuartal I 2024 cukup tidak tepat karena adanya kelebihan pasokan atau oversupply di pasar dunia. Akibatnya, harga batu bara belakangan ini terkoreksi cukup dalam dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Realisasi produksi Januari hingga Maret 2024 dilaporkan sebesar 138 juta ton. Realisasi kinerja tersebut jauh dibandingkan periode yang sama tahun lalu yakni 183 juta ton. 

Sementara realisasi produksi pada Mei 2024 hanya mencapai 294 juta ton atau sekitar 32% dari ekspektasi produksi nasional. 

“Dengan tren tersebut, kemungkinan produksi aktual pada akhir tahun 2024 akan sulit tercapai,” kata Hendra saat dihubungi, Jumat (24/5/2024). 

Di sisi lain, Hendra menambahkan, harga batu bara (HBA) pada akhir tahun 2024 diperkirakan berkisar antara 110 hingga 120 dolar AS per ton. 

Sementara rata-rata HBA Januari-Mei 2024 berada di angka US$118 per ton atau lebih rendah sekitar 40% dibandingkan rata-rata HBA tahun ini yang sebesar US$201 per ton. 

Dikatakannya: “Akibat adanya ekspansi pasar yang berlebihan sehingga berdampak pada harga barang yang akan mengalami penurunan pada tahun 2024 dibandingkan tahun 2023, namun pada tahun 2022 permintaan ekspor akan menurun pada awal tahun 2024”. 

Sebelumnya, Kementerian ESDM memperkirakan hingga akhir tahun ini produksi batu bara akan melampaui RKAB yang ditempatkan sebesar 922,14 juta ton. Perkiraan ini meskipun terjadi penurunan harga batu bara baru-baru ini. 

Tren produksi batubara pada tahun 2024 akan sejalan dengan rencana awal RKAB dan dapat meningkat seiring dengan pemutakhiran rencana produksi perusahaan pertambangan, kata Sekretaris Jenderal Mineral dan Batubara Siti Sumilah Rita Susilawat saat dikonfirmasi, Jumat. (24/5/2024). 

Target produksi RKAB tahun 2024 adalah dari 587 pemegang izin pertambangan. Sedangkan produksi batu bara pada tahun 2025 dan 2026 masing-masing mencapai 917,16 juta ton dan 902,97 juta ton. 

Siti menjelaskan, harga batu bara yang akhir-akhir ini berada dalam tren penurunan masih fluktuatif. Oleh karena itu, tren harga batu bara yang masih berfluktuasi tidak akan mengubah tren peningkatan produksi batu bara di awal tahun ini. 

Menurut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, total nilai produksi batu bara mencapai 249,567 juta ton pada April 2024. 

Artinya, peningkatan penjualan produk sekitar 3 juta ton dibandingkan tahun lalu yang sebesar 246,411 juta ton. 

“Selama ini harga batubara global sulit diprediksi, karena tren hingga triwulan I tahun 2024 akan terjadi tren fluktuasi harga naik dan turun”. 

Kementerian Energi dan Pertambangan mencatat produksi batu bara nasional mencapai 775 juta ton pada tahun 2023. Angka tersebut melebihi target produksi tahun 2023 yang ditetapkan sebesar 695 juta ton dan merupakan rekor tertinggi dalam beberapa dekade.

Kementerian Energi dan Pertambangan mencatat, pelaksanaan internal market obligat (DMO) batubara pada tahun 2023 mencapai 213 juta ton atau 121% dari target sebesar 177 juta ton. 

Di sisi lain, Kementerian ESDM menargetkan produksi batubara pada tahun 2024 sebanyak 710 juta ton dengan alokasi pasokan dalam negeri sebesar 181,28 juta ton.  

Sementara itu, produksi batu bara nasional pada tahun 2022 dan 2021 masing-masing sekitar 687 juta ton dan 614 juta ton. Pasokan wajib batubara dalam negeri mencapai 216 juta ton pada tahun 2022, dan 133 juta ton pada tahun 2021. 

Sedangkan ekspor batu bara pada tahun 2023 mencapai 518 juta ton atau lebih tinggi dibandingkan angka 465 juta ton dan 435 juta ton pada tahun 2022 dan 2021 secara berurutan. 

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel