Bisnis.com, Jakarta – Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menjabarkan insentif untuk mendorong industri P2P lending atau pinjaman online (Pinzol) untuk mencapai pertumbuhan laba dan pinjaman pada Agustus 2024.
Per Agustus 2024, laba industri P2P lending meningkat dari Juli 2024 menjadi Rp656,8 miliar. Sementara itu, per Agustus 2024, saldo pinjaman P2P sebesar Rp72,03 triliun, meningkat secara year-on-year sebesar 35,62%.
Presiden AFPI Anzik S. Jafar mengatakan ada ruang yang signifikan untuk pertumbuhan pendapatan pinjaman P2P selama sisa tahun 2024, selama kondisi ekonomi tetap stabil dan industri beradaptasi dengan perubahan peraturan.
Entzick mengatakan kepada majalah Business, Senin (10 Juli 2024): “Pertumbuhan imbal hasil pinjaman fintech hingga Agustus 2024 menunjukkan tren positif. Stabilitas keuangan, tingkat inflasi, dan suku bunga acuan akan sangat mempengaruhi daya beli masyarakat dan minat meminjam.”
Ia mengatakan, kinerja positif industri P2P lending tidak terlepas dari meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap produk keuangan digital sehingga mendorong minat menggunakan layanan teknologi keuangan P2P lending.
Sementara itu, dari sisi industri, perusahaan P2P lending telah memanfaatkan hal ini seiring mereka terus mengembangkan produk dan berekspansi ke wilayah yang sebelumnya kurang terlayani, kata Entzik.
Seperti diketahui, per Juli 2024, 75,19% penerbitan pinjaman online didominasi Pulau Jawa dengan total Rp 27,41 triliun dan nilai Rp 20,61 triliun menurut data OJK. Di Pulau Jawa sendiri, 34,84% pinjaman online berada di wilayah Jawa Barat senilai Rp7,18 triliun.
Angka tersebut tertinggal jauh jika dibandingkan daerah luar Pulau Jawa, seperti di Nangro dan Darussalam hanya Rp 89,19 miliar, di Jambi sebesar Rp 219,57 miliar, dan di Kalimantan Utara sebesar Rp 37,94 miliar.
“Kami akan terus mengembangkan produk untuk memperluas cakupan kami ke wilayah yang sebelumnya belum terlayani. Isu lainnya adalah efisiensi manajemen operasional sehingga kami dapat menekan biaya dan meningkatkan profitabilitas,” ujarnya.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel