Bisnis.com, Jakarta – Departemen Kehakiman AS berencana fokus pada tuntutan hukum terhadap TikTok di masa depan. 

Amerika Serikat mengklaim bahwa platform media sosial melanggar hak privasi anak-anak, bukannya mengklaim bahwa TikTok menyesatkan pengguna dewasa tentang praktik privasi datanya, menurut sumber yang mengetahui masalah tersebut.

Komisi Perdagangan Federal AS (FTC) menyelidiki kemungkinan pelanggaran yang dilakukan TikTok dan perusahaan induknya ByteDance dan merujuk kasus tersebut ke Departemen Kehakiman pada hari Selasa.

“Penyelidikan memberikan alasan untuk meyakini bahwa para terdakwa telah melanggar atau akan melanggar hukum dan bahwa proses hukum adalah demi kepentingan umum,” kata FTC dalam pernyataannya saat itu seperti dilansir Reuters, Sabtu (6/11). /22/2024). .

Pada tahun 2020, Komisi Perdagangan Federal (FTC) dan Departemen Kehakiman AS sedang menyelidiki tuduhan bahwa program media sosial gagal mematuhi perjanjian tahun 2019 yang bertujuan melindungi privasi anak-anak.

Sebagai tanggapan, TikTok menyatakan tidak setuju dengan tuduhan tersebut dan kecewa karena unit tersebut memutuskan untuk mengajukan pengaduan.

Penyelidikan ini terpisah dari kekhawatiran yang sedang berlangsung di Kongres mengenai potensi akses pemerintah Tiongkok terhadap data 170 juta pengguna TikTok di Amerika Serikat. TikTok membantah tuduhan tersebut.

TikTok menghadapi undang-undang yang disahkan pada bulan April yang mengharuskan perusahaan induk Tiongkok, ByteDance, untuk menarik aset TikTok di Amerika Serikat paling lambat tanggal 19 Januari atau menghadapi larangan.

ByteDance mengatakan dalam kasusnya pelarangan tersebut tidak akan mungkin terjadi tanpa campur tangan pengadilan. Selain itu, penarikan bersifat teknis, komersial, atau legal.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel