Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet (APJII) meminta pemerintah membatasi reseller Starlink hanya pada 5 perusahaan. 

APJII khawatir model bisnis internet Indonesia akan kurang optimal jika terlalu banyak perusahaan yang menjual layanan Internet berbasis satelit Elon Musk. 

Sekretaris Jenderal APJII Zulfadly Syam mengatakan, dua dari lima perusahaan yang menjual Starlink adalah Primacom dan Fiberstar. 

Ia mengatakan sejauh ini belum ada reseller Starlink. Jumlah ini luar biasa. Sebab, jika penjualnya lebih dari lima, maka ada risiko rusaknya pesanan yang sudah ada.

“Jadi nanti prinsipnya bagus. Cuma lewat lima ini, bisa tahu apa yang ada di bawah. Kalau lebih banyak lagi, tidak direncanakan lagi,” kata Zulfadly kepada Bisnis, Rabu (16/10/2024). .

Menurut penelitian Bisnis, setidaknya ada empat penyedia infrastruktur telekomunikasi yang bersaing untuk mendapatkan kue penjualan Starlink.

Mereka antara lain PT Telkom Satelit Indonesia (Telkomsat), PT Mega Akses Persada (Fiberstar), PT Data Lake Indonesia (Data Lake Indonesia), dan PT Primacom Interbuana (Primacom).

Anak perusahaan Telkom, Telkoms, menjadi mitra strategis pertama Starlink di Indonesia, dengan ditandatanganinya perjanjian kemitraan (PKS) layanan segmen bisnis pada 15 Mei 2024.

Telkomsat telah bermitra dengan Starlink sejak tahun 2021 dan menyediakan layanan pemeliharaan Starlink sejak tahun 2022 dengan menggunakan hak jangkar yang diberikan oleh pemerintah.

Kemitraan ini juga bertujuan untuk meningkatkan pemerataan konektivitas khususnya di daerah 3T atau tertinggal, perbatasan dan luar.

Kemudian, perusahaan milik Salim Group melalui PT Mega Access Persada (Fiberstar) juga mengumumkan telah menjadi mitra resmi Starlink melalui perjanjian kerja sama yang ditandatangani oleh Tim Bisnis FiberStar dan Starlink Service Indonesia.

FiberStar tidak hanya menawarkan produk Starlink dengan izin resmi, tetapi juga menawarkan berbagai layanan dan opsi tambahan.

Sedangkan produk Starlink yang ditawarkan FiberStar adalah tipe Standard, Standard Actuated dan Flat High Performance dengan kecepatan internet yang bisa mencapai 200 Mbps per terminal.

Data Lake Indonesia telah mengumumkan kemitraan dengan Starlink sebagai mitra resmi di Indonesia. Dalam hal ini, perusahaan yang menjadi bagian dari Data Lake Inc. Ia bermitra dengan Hypermart dan Lazada untuk menjual produk Starlink.

Pada pra-penjualan, pengguna dapat membeli produk Starlink dengan harga promosi Rp 3,9 juta di Data Lake Indonesia. Perusahaan juga menghimbau konsumen untuk membeli produk Starlink hanya melalui mitra resmi untuk memastikan mereka mendapatkan produk asli dan layanan purna jual yang dapat diandalkan. 

Primacom berpartisipasi sebagai reseller resmi (authorized reseller) untuk menjual produk layanan Starlink di Indonesia sebagai layanan PrimaStar (Starlink for Business). Layanan ini memiliki tipe Normal Performance dan Advanced Flat Performance yang dapat menyediakan internet dengan kecepatan bandwidth hingga 220 Mbps untuk setiap terminal.

Layanan PrimaStar (Starlink for Business) juga didukung oleh dukungan pelanggan 24 jam tanpa batas, jaminan layanan dan beberapa lokasi layanan di Indonesia.

Perusahaan yang didirikan pada tahun 1991 ini melihat teknologi satelit low earth orbit (LEO) terkini seperti Starlink yang dapat melengkapi layanan komunikasi satelit yang sudah dimiliki Primacom. 

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel