Bisnis.com, Jakarta – Bursa Efek Indonesia (BEI) berencana mengembangkan Jakarta Automated Trading System (JATS) generasi baru yang rencananya akan diluncurkan pada tahun 2026. Sistem pasar saham baru dirancang untuk memprediksi pertumbuhan investor saham.

Suninder, Direktur Teknologi Informasi dan Manajemen Risiko BEI, mengatakan JATS merupakan sistem komputerisasi di BEI yang sudah ada sejak tahun 1995. Pertukaran ini mengembangkan generasi baru JATS karena, katanya, sistem yang ada saat ini akan menjadi usang.

Makanya perlu diperbarui. Hardwarenya perlu diperbarui karena sudah tidak didukung lagi, kata Sundar usai konferensi pers peluncuran RDN bersama Bank DBS Indonesia dan Mira East pada Selasa (24/9/2024) di

Dia mengatakan, sistem jet baru akan meningkatkan proses transaksi di bursa. Selain itu, kemampuan untuk mencocokkan harga atau perdagangan akan meningkat empat kali lipat dari tingkat saat ini, yaitu 15 juta per detik.

BEI sendiri berencana melakukan investasi pengembangan JATS generasi baru pada kisaran 11% hingga 12% dari portofolio yang ada saat ini.

Di sisi lain, BEI mengembangkan JATS generasi baru untuk menawarkan peningkatan volume perdagangan seiring dengan peningkatan jumlah investor saham.

“Ini [JATS generasi baru] sinkron. Jadi kalau kita punya strategi bisnis untuk meningkatkan pasokan di emiten, sisi permintaan juga meningkatkan investor. Sistemnya juga perlu dikembangkan,” kata Sunander.

Seperti diketahui, jumlah investor di pasar modal terus bertambah. Berdasarkan angka Otoritas Jasa Keuangan (OJK), per 31 Juli 2024, investor pasar modal dengan identitas investor tunggal (SID) mencapai 13,3 juta. Angka tersebut meningkat sebesar 9,37% year-to-date (ytd/ytd). .

Jika ditilik kembali, jumlah investor pasar modal meningkat pesat dari sekitar 364.000 pada akhir tahun 2014. Jika dihitung, persentase pertumbuhannya dalam 10 tahun terakhir mencapai 3.594,44%.

Tercatat, jumlah investor pasar modal melebihi 1 juta SID pada tahun 2017. Sejak saat itu, jumlah ini terus meningkat karena meningkatnya jumlah investor swasta.

Maraknya investor di pasar modal sebenarnya terjadi pada masa resesi. Jumlah investor pasar modal meningkat tajam dari 2,48 juta pada tahun 2019 menjadi 3,88 juta pada tahun 2020, tahun pertama pandemi Covid-19.

Dari sana, jumlah investor pasar modal meningkat menjadi 7,48 juta pada tahun 2021, 10,31 juta pada tahun 2022, dan 12,16 juta pada tahun 2023.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel