Bisnis.com, Jakarta – Kantor Komunikasi Kepresidenan membeberkan alokasi anggaran yang akan digunakan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto pada 2028-2029 untuk menjamin swasembada pangan pada tahun tersebut.
Swasembada pangan merupakan salah satu program strategis Prabowo Subianto untuk menjamin ketahanan pangan bagi kesejahteraan masyarakat. Untuk mencapai tujuan tersebut, pemerintah mengalokasikan anggaran yang sangat besar yakni Rp 146,25 triliun.
“Dengan menggunakan alokasi anggaran yang telah ditentukan ini, mari kita ciptakan optimisme dalam mencapai tujuan, memperkuat kemandirian pangan negara, dan mewujudkan Indonesia yang lebih mandiri dan sejahtera,” kata Kantor Komunikasi Kepresidenan seperti dikutip di Instagram @pco.ri pada Selasa (5/11 ). . /2024).
Dalam infografik yang dirilis Kantor Komunikasi Kepresidenan, total Rp146,25 triliun akan dialokasikan untuk Badan Gizi Nasional dan program pendukung lainnya.
Tepatnya, anggaran sebesar Rp15 triliun dianggarkan untuk program pencetakan sawah. Setelahnya, dialokasikan Rp 16,25 triliun untuk ketahanan pangan dari Gram Nidhi.
Untuk penyediaan pupuk kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN), pemerintah mengalokasikan anggaran sebesar Rp44 triliun, sedangkan Badan Gizi Nasional kubu Prabowo mengalokasikan Rp71 triliun.
Keseluruhan anggaran yang disampaikan Kantor Komunikasi Presiden sebenarnya sedikit berbeda dengan pengumuman Menteri Koordinator Pangan Zulkifli Hasan.
Julhas mengungkapkan dalam Catatan Bisnis, pemerintah membutuhkan anggaran sebesar Rp139,4 triliun pada tahun 2025 untuk mencapai swasembada pangan. Anggaran ini disalurkan kepada seluruh instansi yang berada di bawah koordinasi Kementerian Pangan, yaitu Kementerian Pertanian (Kementana), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan kementerian/lembaga lainnya.
Anggaran ketahanan pangan tahun 2025 cukup besar, totalnya Rp 139,4 triliun, tapi terbagi-bagi, kata Julhas, Rabu, usai rapat koordinasi bidang pangan di kantor Kementerian Perdagangan Jakarta. 30/10/2024).
Dari total Rp139,4 triliun itu, Rp44 triliun akan digunakan untuk Induk Pupuk Indonesia dan Rp16,25 triliun untuk Dana Desa, ujarnya.
Anggaran juga dialokasikan untuk pembangunan bendungan dan irigasi, serta penelitian benih di Badan Riset dan Inovasi (BRIN). Dia tidak merinci berapa besaran dana yang akan dialokasikan untuk program tersebut.
Dengan anggaran sebesar itu, Julhas mengatakan pihaknya akan berkoordinasi untuk mencapai swasembada pangan.
“Harus benar-benar terpadu, fokus, sehingga kita benar-benar bisa mewujudkan tujuan yang ingin kita capai yaitu swasembada pangan,” tutupnya.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan saluran WA