Bisnis.com, JAKARTA – Raksasa teknologi Microsoft Corporation meyakini teknologi kecerdasan buatan (AI) tidak akan menghilangkan peran manusia di berbagai tempat kerja.

Antony Cook, Wakil Presiden Bisnis dan Wakil Penasihat Umum Microsoft Corporation, menjelaskan bahwa disrupsi AI menghilangkan tugas-tugas yang biasa, berulang, dan membosankan bagi manusia.

Jadi AI hanyalah sebuah alat. Ya, orang-orang menggunakan semua yang disebut alat untuk meningkatkan keterampilan mereka dan membuat pekerjaan mereka lebih mudah.

“Dengan begitu, masyarakat bisa menggunakan energinya untuk melakukan hal lain yang tidak bisa dilakukan secara otomatis, produktivitas bisa meningkat,” ujarnya dalam wawancara eksklusif dengan Bisnis, Rabu (5/6/2024).

Antony mencontohkan bagaimana ia memanfaatkan platform AI besutan Microsoft, Copilot, dalam kesehariannya. Terutama mengintegrasikan Copilot dengan Microsoft 365.

Misalnya, ketika dia sedang mempersiapkan pertemuan dengan pejabat pemerintah dan harus membaca laporan, dia dapat bertanya kepada kopilot seberapa besar perhatian pejabat tersebut terhadap laporan tersebut.

“Contoh lainnya adalah membantu saya menyiapkan materi presentasi mengingat keterbatasan kemampuan Microsoft Power Point saya, Copilot membantu saya membuat materi lebih menarik bagi pemirsa,” jelasnya.

Antony mencontohkan lain dalam konteks pendidikan, dimana orang tua sama-sama guru, dan AI bisa menjadi asisten yang bisa membantu tugas administrasi dan umum.

“Saat kami ngobrol, saya tidak mendengar orang tua saya senang membuat RPP, membuat soal ulangan, atau menyiapkan ulangan ketika siswa menulis di lembar jawaban. Mereka selalu bilang suka mengajar, suka berinteraksi dengan siswanya,” jelasnya. .

Artinya dengan AI, guru akan memiliki lebih banyak waktu untuk mempersiapkan tugas yang diberikan kepada mereka, memberikan pembelajaran yang menarik dan relevan yang disukai semua siswa.

“Kami melihat hal-hal ini sebagai peluang bagi AI. Jadi bukan menggantikannya, tapi meningkatkan kemampuan dan keterampilan manusia,” kata Antony.

Oleh karena itu, Microsoft membayangkan Copilot cocok untuk semua level. Misalnya, grup tersebut baru-baru ini meluncurkan Copilot for Security karena kami menyadari bahwa kekuatan keamanan Internet tidak didistribusikan secara merata di kalangan komunitas.

Copilot ini akan membantu individu, pengusaha, bahkan perusahaan untuk memperkuat keamanan perangkat ICT mereka dengan melakukan tes sederhana untuk melindungi dari serangan cyber. 

Artinya, AI dapat membantu pekerja dengan pendidikan dan pelatihan berkualitas tinggi untuk mengatasi masalah yang sering mereka hadapi, tambahnya.

Terakhir ada program Copilot Studio, dimana bagi pengguna yang memiliki aplikasi atau produk, platform tersebut bisa berupa AI yang dapat melakukan tugas-tugas penting yang membantu meningkatkan aplikasi atau produk tersebut.

Kedepannya, strategi Microsoft akan terus menjadikan Copilot sebagai pendorong untuk mempermudah pengguna di semua tingkatan. 

“Dalam bidang AI ini, penting untuk dipahami bahwa manusia selalu memegang kendali. Itu sebabnya platform ini diberi nama Copilot, karena AI tidak diciptakan sebagai autopilot,” tutupnya. 

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA