Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup perdagangan hari ini Senin (30/09/2024). Ada sejumlah faktor yang melemahkan IHSG, termasuk daya tarik pasar China.

IHSG melemah 2,2% atau 168,98 poin menjadi 7.527,92 menurut data RTI Business. Level IHSG saat ini merupakan yang terendah pada bulan perdagangan atau September 2024.

Sebelum ambruk, IHSG sempat mencapai level tertinggi pada perdagangan hari ini, tepatnya pembukaan, di level 7.696,91.

IHSG ditutup dengan nilai transaksi Rp 14,8 triliun dan volume saham mencapai 24,03 juta lembar saham. Sedangkan transaksi ditutup dengan frekuensi 1,36 juta kali.

Cheryl Tanuwijaya, Kepala Riset Mega Capital Securities (InvestiQ) mengatakan salah satu faktor melemahnya IHSG hari ini berasal dari kondisi pasar di China. Pagi ini, data PMI manufaktur Tiongkok bulan September 2024 membaik bahkan lebih tinggi dari perkiraan pasar. 

“Hal ini semakin menunjang pesona Shanghai Stock Exchange setelah mendapat dukungan stimulus yang sangat besar dari PBoC [People’s Bank of China] sehingga investor langsung tertarik ke Shanghai Stock Exchange,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (30/09/2024). . . .

Seperti diketahui, PBoC mengeluarkan stimulus kebijakan moneter untuk mendukung target pertumbuhan ekonomi pada 24 September 2024. Stimulus tersebut antara lain menurunkan suku bunga 7DRR menjadi 1,5% dari sebelumnya 1,7%, menurunkan GWM perbankan sebesar 50 basis poin.

Kebijakan moneter diadopsi oleh PBoC untuk meningkatkan likuiditas sebesar $142 miliar. PBoC juga menyampaikan potensi pemotongan lebih lanjut sebesar 25-50 basis poin dan tambahan stimulus likuiditas sebesar $114 miliar untuk pasar saham dan keringanan ekuitas rumah (KPR) dengan total $5,2 triliun dan penyederhanaan aturan pembelian rumah kedua pengurangan PD menjadi 15 % dari 25%.

Sementara menurutnya, belum ada sentimen signifikan di pasar saham dalam negeri saat ini. Sementara itu, pidato Ketua Federal Reserve Bank Jerome Powell malam ini juga melihat IHSG semakin melemah karena para pelaku pasar cemas menunggu data tersebut.

Meski IHSG melemah, kata dia, kenaikan harga komoditas energi dan emas dapat mencegah koreksi IHSG lebih lanjut, dan saham-saham di sektor komoditas dan energi bisa menjadi pilihan.

Sedangkan menurut Cheryl pada perdagangan besok, Selasa (10/1/2024), IHSG berpotensi melemah lebih lanjut dengan support pada kisaran 7.450 – 7.600.

Kepala Riset NH Korindo Sekuritas Lisa Camelia Suryanata juga mengatakan pada perdagangan hari ini arus keluar modal dari pasar saham nasional terlihat disebabkan oleh stimulus China yang baru diluncurkan pekan lalu. “Fund manager juga mengalihkan belanja modalnya ke pasar saham Tiongkok yang saat ini undervalued,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (30/09/2024).

Selain itu, menurut dia, pada perdagangan hari ini, IHSG terpuruk akibat ambruknya saham-saham berkapitalisasi besar seperti saham konglomerat Prajogo Pangestu.

Harga saham PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN misalnya) turun 8,01% ke Rp 6.600 per saham. Saham PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) turun 3,67% menjadi Rp 1.050, dan saham PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (CUAN) turun 5,06% ke Rp 7.500.

Di tujuan yang sama saham PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) turun 4,51% ke Rp 8.475 per saham.

Saham Jumbo Bank juga berkinerja buruk. Harga saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) turun 2,94%, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) turun 3,05% dan PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) turun 1,77%.

__________

Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel