Bisnis.com, Jakarta — PT Global Digital Niaga Tbk. BELI (BELI) atau Blibli angkat bicara soal keamanan data pelanggan pasca penggabungan akun Blibli, Tiket.com, dan Ranch di ekosistem Blibli Tiket pada awal tahun 2024.

David Michum, Head of Value Added Services Blibli, memastikan Blibli menjadi satu-satunya platform e-commerce yang memiliki ISO 27001 yang menjamin keamanan data pelanggan.

“Jadi Blibli satu-satunya perusahaan yang memiliki ISO 27001, artinya kami sangat memperhatikan keamanan data pelanggan. Semua data berdasarkan aturan keamanan data pelanggan ISO 27001,” kata Blibli Intimate di Jakarta, Selasa (7 Februari 2021). 2024) David menyampaikan hal tersebut saat kami bertemu seusai pertemuan media “Memanfaatkan Masa Depan Omni: Membangun Ekosistem yang Siap Masa Depan”.

David menjelaskan, alasan penggabungan akun Blibli, Tiket.com, dan Ranch menjadi satu akun Ekosistem Blibli Tiket adalah untuk memudahkan pelanggan, termasuk penukaran poin.

David mengatakan dengan penggabungan akun tersebut, pelanggan atau pengguna bisa mendapatkan poin gabungan dari Blibli dan tiket.com. Lanjutnya karena pengguna bisa mendapatkan harga lebih murah melalui kupon, promosi, dan poin.

Selain itu, penggabungan akun juga memungkinkan Blibli bergabung dengan ekosistem travel dan gaya hidup omni-channel.

“Dengan cara ini, kami dapat memenuhi lebih dari 90% kebutuhan pelanggan di ekosistem Blibli, termasuk kebutuhan sehari-hari, hiburan, dan gaya hidup,” tambahnya.

Di tengah kisruh peretasan Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2, David juga memastikan Blibli menjaga keamanan data pelanggan dengan ketat.

“Yang pasti, kami menjaga keamanan data pelanggan kami,” ujarnya.

Lebih lanjut David menambahkan, Blibli belum menemukan adanya pelanggaran data selama 13 tahun berdiri. “Kami berhubungan langsung dengan seluruh bank mitra, sehingga hubungan kami dengan keamanan data juga menjadi tanggung jawab bersama,” ujarnya.

Diketahui, ransomware Brain Cipher melumpuhkan sistem layanan PDNS 2 di Surabaya pada 20 Juni 2024. Brain Cipher adalah versi pengembangan terbaru dari ransomware LockBit 3.0.

Sebelumnya, Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenko Polhukam) menyatakan hasil forensik salah satu penyebab PDNS 2 diserang ransomware Brain Cipher telah dirilis.

Dari hasil forensik, kami dapat mengetahui pengguna mana yang selalu menggunakan kata sandinya, yang berakhir dengan “masalah yang sangat serius”. Pada Senin (7 Januari 2024), Kementerian Koordinator YouTube Polhukam melaporkan bahwa Center 2 diserang oleh ransomware.

Hadi mengatakan Badan Jaringan dan Sandi Negara (BSSN) akan terus meningkatkan keamanan operasional jaringan. Mulai saat ini, sesuai arahan Presiden, pusat kendali berada di bawah tanggung jawab BSSN.

“Dengan adanya pengendalian komando BSSN yang terhubung dengan Lagunan, termasuk juga aktivasi CSIR atau Computer Security Incident Response Team yang akan dipantau oleh BSSN ketika ada pemberitahuan namun tidak dilakukan tindakan,” jelasnya.

Selain itu, Hadi menambahkan pihaknya juga akan melakukan pengawasan, khususnya terkait penggunaan password.

“Kami juga menghimbau kepada pengguna. Nanti kami akan mengeluarkan pemberitahuan untuk meminta pengguna berhati-hati dalam menggunakan password dan tidak boleh sembarangan, serta akan diawasi oleh BSSN,” ujarnya.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel