Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka menguat pada perdagangan akhir pekan hari ini, Jumat (7/6/2024), mencapai Rp 16.241. Pada saat yang sama, terlihat bahwa greenback sedikit terkoreksi.
Hingga pukul 09.05 WIB, rupiah dibuka menguat 22 poin atau 0,14% ke Rp 16.241 per dolar AS, menurut Bloomberg. Indeks dolar AS terkoreksi tipis 0,01% dan berada di level 104,09.
Sementara itu, mata uang Asia lainnya dibuka bervariasi. Misalnya, won Korea melemah 0,15%, disusul ringgit Malaysia yang melemah 0,01%, dan baht Thailand yang melemah 0,17%. Sedangkan yuan Tiongkok dan yen Jepang masing-masing menguat 0,01% dan 0,03%.
PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, data terkini Survei Ketenagakerjaan dan Ketenagakerjaan (JOLTS) menunjukkan penurunan tajam dari 296.000 menjadi 8.059 juta pada akhir April 2024.
“Ini merupakan angka terendah sejak Februari 2021. Penurunan tersebut menambah kekhawatiran pasar setelah lemahnya penjualan data manager dan penurunan output dalam negeri,” ujarnya dalam catatan riset harian, Kamis (6/6/). 2024).
Dia mengatakan para pelaku pasar kini fokus pada laporan investasi AS yang akan dirilis Jumat ini. Sekitar 185.000 lapangan kerja baru diciptakan pada bulan Mei, dan angka ini mencapai 175.000 pada bulan April. Namun data non-farm payrolls akan menjadi indikator utama pasar AS.
Sementara itu, The Fed dijadwalkan bertemu minggu depan dan diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tetap stabil di tengah kenaikan inflasi. FedWatch Tools CME menunjukkan kenaikan harga konsumen akibat penurunan suku bunga di bulan September.
Dari dalam negeri, pemerintah mempersempit pemotongan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada tahun anggaran 2025 menjadi 2,45%-2,82%, naik dibandingkan defisit tahun 2024 sebesar 2,29%.
Peningkatan defisit mencerminkan perlunya melanjutkan program pemerintah Presiden Joko Widodo, serta kenaikan suku bunga, ujarnya.
Ibrahim mengatakan pengeluaran didasarkan pada utang dan sangat penting untuk memastikan modal menghasilkan pendapatan untuk melunasi utang.
Selain itu, peluang belanja yang lebih tinggi pada APBN 2025 dapat mengurangi fleksibilitas anggaran pemerintah baru. Pemerintahan baru juga harus menyusun Rencana Pembangunan Nasional (RPJMN) 2025-2029 lebih dari tiga bulan setelah pelantikan.
Sementara itu, investor di Singapura dan Malaysia memperkirakan rupiah akan menghadapi tantangan dalam waktu dekat karena kekhawatiran melemahnya pasar negara berkembang.
Moh Siong Sim, analis mata uang di Bank of Singapore, mengatakan kekhawatiran para pelaku pasar membebani rupiah. Terutama kebijakan banyak perusahaan internasional untuk membayar dividen kepada investornya di berbagai kawasan di dunia.
“Gambaran arus masuk rupiah masih suram dalam waktu dekat di tengah dividen korporasi Indonesia yang diperkirakan akan berlanjut hingga pertengahan Juli,” kata Siong, Kamis (6/6/2024).
Bank Indonesia (BI) mengejutkan pasar dengan menaikkan acuan BI Rate untuk pertama kalinya untuk menstabilkan rupiah yang berada di bawah tekanan.
Menurut Gubernur BI Perry Wardjiyo, nilai tukar rupiah yang baru diperkirakan akan stabil ke depan dan menguat ke level 15.300 hingga 15.700 terhadap dolar AS pada tahun 2025.
Dalam jangka pendek, nilai tukar rupee berfluktuasi. Pedagang sedang menunggu data penting dari Amerika Serikat minggu ini, termasuk data pengangguran untuk memandu rupee.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel