Bisnis.com, JAKARTA – Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump dikabarkan akan menangguhkan larangan platform TikTok di AS, sebagai bagian dari memenuhi janji kampanye.

Beberapa negara bagian di AS diketahui melarang penggunaan TikTok di perangkat pemerintah. Pemerintah federal AS juga menyelidiki dan menuduh TikTok melakukan pelanggaran keamanan data.

Sementara itu, presiden Amerika Serikat (AS) sebelumnya, Joe Biden, telah resmi menandatangani undang-undang yang mewajibkan induk perusahaan TikTok menjual dirinya. Jika ByteDance gagal melakukannya, TikTok akan dilarang di Amerika Serikat dan dihapus dari Apple App Store.

Mengutip Al-Jazeera, Selasa (19/11/2024), saat kampanye pemilu, Trump berjanji akan menyelamatkan platform TikTok di AS. Namun, baik Trump maupun tim transisinya tidak mengungkapkan rincian lebih lanjut mengenai janji tersebut.

Presiden terpilih berpotensi memiliki beberapa cara untuk mengubah kebijakan. Namun, Trumpt tidak dapat membatalkan sendiri undang-undang yang memberlakukan larangan tersebut.

Anupam Chander, pakar regulasi teknologi global di Georgetown Law di Washington, DC, mengatakan Trump dapat meminta Kongres AS memberinya wewenang untuk menegosiasikan pengaturan berbeda dengan ByteDance dan TikTok yang mempertimbangkan masalah keamanan.

“Saya pikir banyak politisi akan menyukai TikTok tidak ditutup di AS pada bulan Januari. Lagi pula, sekitar 170 juta orang Amerika terus menggunakan aplikasi tersebut, bahkan setelah pemerintah mengatakan hal itu merupakan ancaman terhadap keamanan nasional,” kata Chander.

Di sisi lain, David Greene, direktur kebebasan sipil Electronic Frontier Foundation (EFF), mengatakan Trump juga dapat mengarahkan Departemen Kehakiman AS untuk membatalkan atau mengubah pembelaannya dalam gugatan ByteDance.

Namun, dia mengatakan presiden terpilih juga berhak memilih untuk tidak berbuat apa-apa dan membiarkan larangan tersebut tetap berlaku.

“Ada kemungkinan besar dia tidak akan menindaklanjuti komentar keterlaluan bahwa dia akan ‘membatalkan TikTok’ karena dia cenderung berubah pikiran tentang hal-hal ini atau telah dibujuk untuk melakukannya,” kata David.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel