Bisnis.com, Medan – Ekosistem pesantren menjadi salah satu tujuan pemerintah untuk lebih memajukan layanan keuangan. Hal ini seiring dengan besarnya potensi ekonomi di lingkungan pesantren yang dapat mendukung langkah tersebut.
Misalnya saja al-Raudlatul Hasana. Pondok pesantren ini terletak di Medan Tuntungan, Sumatera Utara, dan menjalankan berbagai usaha di dalam dan di luar pondok pesantren. Salah satunya adalah air minum kemasan “Raudhah”.
Al-Raudlatul Hasana Badruzzaman Sembiring, manajer pengembangan bisnis eksternal UPT pesantren, mengatakan bisnis air minum dalam kemasan hanya untuk memenuhi kebutuhan 4.000 santri di pesantren tersebut.
Namun, pesantren kini dapat mengkomersialkan air yang dipompa dari sumur di lingkungan pesantren.
Badruzzaman mengatakan belum lama ini: “Kami bisa menjual ke luar pesantren mulai Januari 2024 karena semua persyaratan izin dan alokasi telah dikeluarkan.”
Badruzzaman mengatakan mesin air milik perusahaan hanya mampu memproduksi rata-rata 7.500 botol kaca air per hari, setara dengan 150 kotak yang masing-masing berisi 48 gelas. Nomor
Selain itu, air Lauda juga tersedia dalam kemasan botol dan galon 600ml. Badruzzaman mengatakan rata-rata produksi kemasan botol masih relatif rendah, yaitu sekitar 1.200 botol per hari, karena pengemasan masih dilakukan dengan tangan.
Meski produksinya masih terbatas, ia yakin bisnis air minum Rauda akan menjadi sumber pendapatan baru bagi pesantren. Hal ini seiring dengan besarnya komunitas di Pondok Pesantren Al-Raudlatul Hasana yang telah berdiri puluhan tahun.
Badruzaman mengatakan, penjualan air minum ini dibantu oleh ribuan lulusan pesantren. Rata-rata penjualan air minum kemasan Lauda berfluktuasi, sekitar 100 peti per hari.
“Baru-baru ini kami juga mengirimkan satu truk penuh air Rauda ke Kutachane (Provinsi Aceh),” ujarnya.
Pak Badruzzaman mengatakan Kantor Perwakilan Bank Sumut Indonesia (KPw BI Sumut) turut berperan dalam pengembangan proyek Pondok Pesantren Al Loudlatul Hasana. Nomor
Pada tahun 2019, KPw BI Sumut membantu pembelian mesin untuk mengolah air sumur di samping masjid pesantren menjadi air minum kemasan siap minum, ujarnya. Al-Rawdlatul Hasana juga mendapat bantuan penyediaan cup seamer dan oven untuk toko roti milik pesantren.
“Kami mempunyai akses langsung terhadap pelatihan pembuatan roti dari para ahli,” kata Badruzzaman.
Badruzzaman mengatakan, kerja sama dengan KPw BI Sumut membuat pesantren memiliki konsep manajemen yang lebih profesional.
Pembinaan BI tidak hanya memungkinkan dihasilkannya produk berupa komoditas, namun juga mendukung daya saing produk yang dihasilkan pesantren melalui serangkaian pelatihan.
Melihat prospek pasar air minum dalam kemasan yang sangat menguntungkan, Pondok Pesantren Al-Raudlatul Hasana berencana untuk lebih memperluas kapasitas produksinya. Kami juga berencana untuk memperluas pabrik produksi kami yang ada.
Setelah peningkatan tersebut, produksi Lauda diperkirakan meningkat tiga kali lipat menjadi 500 kotak per hari, katanya.
“Kami sekarang mendorong manajemen untuk meningkatkan bisnis ini,” tutupnya. (K68)
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel