Bisnis.com, JAKARTA – Sebagian besar emiten batu bara seperti ADRO, GEMS, BYAN dan kawan-kawan mengumumkan kinerja operasi dan keuangannya pada semester I 2024. Lantas, emiten mana yang memperoleh laba bersih tercepat pada semester I 2024?

Emiten Afiliasi Garibaldi ‘Boy’ Thohir PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) mencatatkan peningkatan volume penjualan pada paruh pertama tahun 2024. Namun, pendapatan operasional ADRO turun 15% dari tahun ke tahun menjadi $2,973 miliar. 

Kontraksi kinerja pendapatan ADRO disebabkan oleh penurunan harga jual rata-rata hingga 19% seiring dengan melemahnya harga batu bara. 

ADRO berhasil mengurangi pendapatan keseluruhannya menjadi $1,765 miliar, turun 13% dari tahun ke tahun. Hasilnya, laba kotor ADRO menjadi $1,208 miliar, turun 16% dibandingkan tahun lalu.

ADRO mencatatkan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar USD 778,77 juta pada H1/2024, turun 10,88% year-on-year dibandingkan laba yang diraih pada H1/2023 yang mencapai USD 873,83 juta. 

Chairman dan CEO Garibaldi Thohir mengatakan meskipun menghadapi kondisi harga yang sulit baik untuk batubara termal maupun metalurgi, Grup Adaro telah mampu menunjukkan kinerja keuangan yang tangguh melalui komitmennya terhadap keunggulan operasional dan efisiensi.

“Ketahanan ini merupakan cerminan dari dedikasi kolektif tim kami. Kami tetap fokus pada eksekusi proyek untuk mencoba mengubah visi jangka panjang kami menjadi nilai nyata bagi pemegang saham,” ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (28/28). 8/). 2024). 

Garibaldi atau akrab disapa Boy Thohir melanjutkan, ADRO tetap berkomitmen memberikan imbal hasil kepada pemegang saham berupa dividen tunai dan program pembelian kembali saham perseroan. 

“Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada para pemegang saham yang telah menjadi bagian integral dalam perjalanan Adaro,” ujarnya.

Sementara itu, emiten batu bara Grup Banpu PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG) mencatatkan peningkatan produksi batubara hingga 13,41% pada semester I 2024. ITMG membukukan peningkatan produksi batubara dari 8,2 juta ton pada H1/2023 menjadi 9,3 juta ton pada H1/2024.

Namun peningkatan produksi tersebut tidak serta merta membuat laba bersih ITMG meningkat pada enam bulan pertama tahun 2024. Laba bersih ITMG turun menjadi $129,07 juta, dibandingkan $306,9 juta pada tahun lalu.

Manajemen ITMG mengungkapkan penurunan harga jual batu bara menjadi penyebab turunnya pendapatan ITMG sepanjang semester I 2024. ITMG menyebut rata-rata harga jual batu bara (ASP) turun 27% year-on-year selama normalisasi. harga batubara.

Sementara emiten batu bara lainnya melaporkan penurunan laba bersih, PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) menjadi emiten batu bara yang mencatatkan net return positif sepanjang paruh pertama tahun 2024. BUMI melaporkan laba bersih sebesar $84,9 juta, naik 3,77% dibandingkan H1/2023 sebesar $81,82 juta.

Dari sisi produksi, BUMI juga mencatatkan peningkatan produksi hingga 37,7 juta ton batu bara sepanjang paruh pertama tahun 2024. Produksi ini tumbuh 6,5% dibandingkan semester I 2023 yang sebesar 35,4 juta ton.

Di sisi lain, produksi batu bara PT Indika Energy Tbk. (INDY) membukukan penurunan tahunan. Seperti diketahui, INDY sedang gencar melakukan diversifikasi dan mengurangi ketergantungan terhadap batu bara.

INDY mencatat produksi batubara kumulatif sebesar 14,9 juta ton pada H1/2024. Produksi ini turun 15 juta ton pada paruh pertama tahun 2023.

Sejalan dengan penurunan produksi, laba bersih INDY juga turun 76,61% menjadi $21 juta, dibandingkan sebelumnya $89,8 juta pada H1/2023.

Sementara itu, emiten batubara Low Tuck Kwong, PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) melaporkan peningkatan produksi sebesar 6,22% menjadi 25,6 juta ton pada H1/2024. Produksi tersebut meningkat dibandingkan sebelumnya sebesar 24,1 juta ton pada paruh pertama tahun 2023.

Seperti emiten batu bara lainnya, laba bersih BYAN pun tergerus sepanjang H1/2024. BYAN melaporkan laba bersih sebesar $376,6 juta, turun 47,9% dari periode yang sama tahun lalu sebesar $723,8 juta.

Sementara itu, emiten batu bara Sinarmas Group PT Golden Energy Mines Tbk. (GEMS) melaporkan laba bersih sebesar US$316,9 juta atau setara Rp5,19 triliun (kurs Jisdor per 30 Juni 2024, Rp16.394 per dolar AS) pada H1/2024.

Menurut laporan keuangannya, GEMS mencatat pendapatan operasional sebesar $1,36 miliar pada paruh pertama tahun 2024. Pendapatan perdagangan ini turun 5,28% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar $1,44 miliar. 

Pendapatan bisnis GEMS disumbang oleh penjualan luar negeri sebesar $917,3 juta dan penjualan dalam negeri sebesar $449,8 juta. 

Sedangkan berdasarkan pelanggannya, GEMS menjual batubara kepada pihak berelasi sebesar $114,9 juta dan kepada pihak ketiga sebesar $1,25 juta. 

Selama enam bulan pertama tahun 2024, GEMS membukukan harga pokok penjualan sebesar $733,4 juta. Harga pokok penjualan turun 8,8% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, menjadi $804,2 juta. 

Namun penurunan harga pokok penjualan ini tidak serta merta meningkatkan laba kotor GEMS. Laba kotor GEMS turun 0,85% menjadi $633,7 juta dari sebelumnya $639,15 juta. 

Alhasil, GEMS mencatatkan laba bersih sebesar USD 316,9 juta atau setara Rp 5,19 triliun selama H1/2024. Laba bersih ini turun 4,97% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar $333,4 juta. 

Sedangkan per 30 Juni 2024, total aset GEMS turun menjadi $1,16 miliar dari $1,31 miliar per 31 Desember 2023. 

Berbeda dengan penghasil batubara lainnya yang mengalami peningkatan dan penurunan produksi, produksi batubara PTBA cukup stabil secara year-on-year sebesar 18,8 juta ton.

Namun PTBA melaporkan penurunan laba bersih sebesar 26,76% YoY menjadi Rp 2,03 triliun dari sebelumnya Rp 2,77 triliun pada H1/2023.

Sekretaris Perusahaan Bukit Asam Niko Chandra menyebutkan tantangan yang dihadapi PTBA tahun ini antara lain koreksi harga batu bara dan fluktuasi pasar. Rata-rata indeks harga batubara ICI-3 terkoreksi sekitar 19% dari US$93,49 per ton pada H1/2023 menjadi US$75,89 per ton pada H1/2024.

Sementara itu, rata-rata indeks harga batubara Newcastle terkoreksi 36% year-on-year menjadi $130,66 per ton dari $204,27 per ton pada H1/2023,” kata Niko dalam keterangan resmi, Kamis (8/1/2024).

Berikut daftar kinerja operasional dan laba bersih emiten batubara semester I-2024:

 

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel