Bisnis.com, JAKARTA – Teknologi Artificial Intelligence (AI) bisa menjadi salah satu cara untuk membantu sektor perbankan menembus masyarakat underbanked di Indonesia.

Director and Country Manager 1datapipe Indonesia Herrias Yusmawan mengatakan, hanya sekitar 30% masyarakat Indonesia yang memiliki akses pinjaman ke bank dari total sekitar 200 juta orang.

Menurutnya, sekitar 70 persen populasi, atau sekitar 150 juta orang, tidak memiliki akses terhadap perbankan meskipun pasarnya besar. Jadi, Indonesia mempunyai potensi besar dalam hal akses terhadap pembiayaan atau kredit.

“Banyak yang terpaksa mengambil pinjaman online atau ke rentenir yang biasanya bunganya sangat tinggi dan risikonya lebih besar,” kata Herrias dalam keterangannya, Rabu (23/10/2024).

Ia menambahkan, data biro kredit mengenai populasi underbanked belum ada sehingga data alternatif dapat digunakan untuk manajemen risiko kredit agar bank tidak salah memberikan pinjaman.

Herrias menjelaskan, ada beberapa kriteria yang digunakan bank untuk menilai kelayakan peminjam, antara lain karakter, pendapatan, dan eksposur saat ini. Skor kredit digunakan untuk mengukur karakter dan kemauan membayar kembali pinjaman.

Pihak bank, kata dia, belum memiliki gambaran lengkap mengenai calon nasabah yang masuk kategori underbanked karena minimnya data historis dan profil yang lengkap.

Sementara itu, lanjutnya, tantangan lain yang dihadapi perbankan selain skor kredit adalah menjaga integritas dan kepercayaan nasabah. Dalam dunia perbankan, data nasabah merupakan hal yang sangat sensitif sehingga sangat penting untuk menjaga kerahasiaan dan keamanan informasi.

Menurutnya, perbankan, fintech, dan perusahaan jasa asuransi harus memanfaatkan inovasi teknologi dan kemitraan strategis untuk mengatasi semakin besarnya ancaman penipuan keuangan.

“Dengan mengidentifikasi ancaman secara cepat dan akurat, teknologi AI membantu mencegah pelanggaran data yang berujung pada penipuan,” ujarnya.

AI juga meningkatkan kepatuhan dengan menggunakan pemantauan penggunaan data otomatis dan menerapkan langkah-langkah keamanan data. AI membantu bisnis mempertahankan reputasinya dan menghindari denda yang besar.

1datapipe mengatakan teknologi AI yang dibutuhkan adalah skor kredit yang lengkap dengan metrik strategis, untuk melakukan pencegahan penipuan, estimasi pendapatan dan analisis kredit, serta memberikan gambaran lengkap tentang profil pelanggan.

Selain itu, terdapat juga skor inklusi keuangan dan teknologi algoritma grup yang mengidentifikasi pola dan tren antar tingkat risiko yang berbeda.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel