Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memaparkan kegiatan Badan Teknologi Keuangan, Informasi, dan Intelijen yang merupakan badan baru di bawahnya.
Badan Intelijen Teknologi, Informasi, dan Keuangan sendiri resmi berdiri setelah Presiden Prabowo Subianto menandatangani Keputusan Presiden (Perpres) no. 158 Tahun 2024 tentang Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
Meski demikian, diakui Sri Mulyani, sebenarnya Badan Intelijen Teknologi, Informasi, dan Keuangan sudah ada di Kementerian Keuangan sejak lama. Betul, lanjutnya, kini kiprahnya semakin kuat.
“Sampai saat ini kita sudah memiliki yang namanya Center Transformation Office. Ini yang membawahi seluruh badan intelijen dan digital di Kementerian Keuangan,” jelas Sri Mulyani dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat. . , Pada akhirnya. akhir pekan (8/11/2024).
Pemerintah federal mengatakan bahwa tugas utama Badan Teknologi, Informasi dan Intelijen Keuangan adalah mengelola data, menganalisis, dan meningkatkan kecerdasan buatan.
Selain itu, lanjutnya, ada dua lembaga baru lainnya di Kementerian Keuangan. Pertama, Direktorat Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal yaitu mendorong Badan Kebijakan Fiskal (BKF) untuk dapat memberikan kebijakan karena mempunyai tanggung jawab kepada Direktur Jenderal.
Kedua, Departemen Keberlanjutan dan Pembangunan Ekonomi bertanggung jawab atas pembangunan ekonomi. Selain itu, kata Sri Mulyani, Kementerian Keuangan mempunyai peran penting dalam Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK).
“Karena ada perubahan ejaan nama, maka pejabat tersebut akan diangkat kembali atau dilantik, yang akan kami sampaikan secara jelas,” ujarnya.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel