Bisnis.com, Jakarta – Lembaga Pengelola Aset Negara (LMAN) Kementerian Keuangan gagal mengoptimalkan 184 aset negara yang dikuasainya hingga Oktober 2024. Artinya, ratusan kekayaan negara tidak memberikan kontribusi terhadap pendapatan negara. .

Direktur Pembinaan dan Pemanfaatan LMAN Kendra Geary Artanto menjelaskan, pihaknya menguasai 310 aset negara, namun sudah dioptimalkan sebanyak 126 unit. Dia mengklaim, ada tiga permasalahan yang menyebabkan LMAN tidak bisa mengoptimalkan 184 aset negara yang dikuasainya.

“Pertama dikuasai pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, kedua pasti bangunannya rusak, ketiga pasti banyak utangnya, ada air, listrik, telepon, PBB [pajak bumi dan bangunan] dan sebagainya. kata Kendra dalam jumpa pers di kantor LMAN Jakarta Pusat, Senin (7/10/2024).

Dia mencontohkan, LMAN dipercaya mengelola properti apartemen. Namun karena biaya pemeliharaan apartemen tersebut, ia harus berkoordinasi terlebih dahulu dengan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan Direktur Jenderal Pajak.

Sejumlah aset juga belum tersertifikasi. Oleh karena itu, pihaknya akan melakukan sertifikasi pertama atas nama Kementerian Keuangan. Kemudian, jika aset tersebut dikuasai pihak yang tidak bertanggung jawab, maka LMAN harus melepaskannya. 

“Jadi kalian bisa membayangkan bahwa sejak tahun 310 kita telah melakukan hal-hal ini secara bertahap. Kami memiliki apa yang disebut siklus tujuh langkah untuk mengoptimalkan aset-aset ini,” jelas Kendra.

Sebaliknya dari 126 unit yang berhasil dioptimalkan. Candra mengungkapkan, LMAN telah menghimpun Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp6,05 triliun sejak pertama kali didirikan pada akhir tahun 2015.

Sementara itu, CEO LMAN Basuki Purvadi menjelaskan, sejak Januari 2024 hingga awal 4 Oktober, LMAN mendaftarkan PNPB senilai Rp3,2 triliun. Basuki mengatakan, jumlah tersebut akan meningkat lagi pada akhir tahun.

“Saya memberikan semangat kepada seluruh sahabat LMAN, setidaknya pada akhir tahun 2024, kita dapat meningkatkan apresiasi optimistis menjadi Rp1 triliun dalam tiga bulan ke depan. Jadi misalnya akhir tahun 2024 [total] sekitar 4,2 triliun rupiah. “, ujarnya dalam kesempatan yang sama.

Basuki kemudian menjelaskan, dari 126 properti yang dioptimalkan, 54 properti merupakan apartemen dan 72 properti non-apartemen.

Sedangkan dari total 310 aset yang dikelola LMAN, antara lain 1 kilang LNG Arun, 1 kilang LNG Badak, 151 unit rumah, 112 ruko/gudang, 14 gedung, 22 bidang tanah, dan 9 rumah. Sedangkan, lanjut Basuki, jumlah aset yang siap dipasarkan sebanyak 45 buah. Maka aset siap pasar adalah 42 poin.

Apalagi asetnya ada 3 unit, karena kondisinya. Terakhir, dari 45 properti yang siap dipasarkan, terdiri dari 33 residensial dan 12 non-residensial.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel