Bisnis.com, JAKARTA – Institute of Economic Development and Finance (Indef) mencatat pertumbuhan produksi sektor pertanian terus mengalami penurunan selama 10 tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Kepala Pusat Pangan, Energi, Pembangunan Berkelanjutan Bapak Abra Talattof mengatakan, sejak Presiden Jokowi menjabat pada tahun 2014 hingga akhir tahun 2023, pertumbuhan sektor pertanian mengalami penurunan menjadi 294 basis poin (bps).

“Pertumbuhan sektor pertanian terus menurun, dari 4,24% pada tahun 2014 menjadi 1,3% pada tahun 2023,” jelas Abra dalam diskusi virtual bertajuk “Meningkatkan Ketahanan Pangan dan Mengurangi Kemiskinan: Pekerjaan Rumah Pemerintahan Prabowo-Gibran, Minggu (22/9) )/2024). 

Dijelaskannya, secara sejarah, tren pertumbuhan sektor pertanian terjadi sebelum pandemi Covid-19 menyebar. Pada tahun 2019, pertumbuhan pertanian Indonesia melambat menjadi 3,6%.

Akibatnya, porsi sektor pertanian terhadap PDB menurun dari 13,34% saat Jokowi menjabat pada tahun 2014, menjadi 12,53% pada tahun 2023.

“Makanya, ada atau tidaknya Covid, kinerjanya terus menurun. Perannya terhadap PDB terus menurun dari 13,3% menjadi 12,5% pada masa pemerintahan Jokowi,” tegasnya. 

Sebaliknya jika ditilik lebih jauh, kontribusi sektor pertanian terhadap PDB pada tahun 1975 mencapai 30,2%.

Jika sektor pertanian terus melemah maka kontribusinya terhadap lapangan kerja akan terus menurun dari 46% pada tahun 1995 menjadi 29,4% pada tahun 2023. 

“Faktor kesejahteraan tidak terjamin di sektor pertanian, sehingga sangat wajar jika para pekerja kita meninggalkan sektor pertanian dan berpindah terutama ke sektor jasa,” tutupnya.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel