Business.com, Jakarta – Menteri Koordinator Pangan Zulkifli Hassan (Zulhas) memberi isyarat Indonesia bisa mengimpor beras tahun depan, namun dengan kuota yang lebih rendah.

Pada tahun 2025, pemerintah akan meningkatkan produksi beras dan mengurangi ketergantungan impor, tegas Menko Julhas.

“Kami akan mempersiapkan lebih intensif untuk tahun depan agar bisa bekerja dengan baik, mengimpor sebanyak-banyaknya dan meningkatkan produksi,” kata Julhas, Senin, di gudang Bulg, Jakarta Pusat Timur. 11/2024)

Selain itu, Zulhus berharap bantuan sosial beras untuk masyarakat (Bano) juga bisa terlaksana dengan lebih baik.

Namun saat ditanya soal impor beras tahun depan, Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu hanya menjawab, pemerintah memutuskan mengimpor beras sebanyak 3,6 juta ton pada 2024. 

Dari jumlah tersebut, hanya 1 juta ton beras impor yang masih harus sampai ke Indonesia. Sedangkan Perum Bulog baru menyelesaikan 150.000 ton dari 1.000 ton. Artinya, masih ada sisa 850.000 ton beras yang membanjiri pasar Indonesia.

Dia mengatakan tahun lalu diputuskan 3,6 [juta ton beras], yang pelaksanaannya belum sepenuhnya dilaksanakan.

Sebelumnya diberitakan, Badan Urusan Logistik (BULAG) menyatakan akan memprioritaskan produksi beras lokal untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan mengurangi ketergantungan impor.

Wahu Suparino, Direktur Jenderal Badan Urusan Logistik (BULOG), mengatakan timnya saat ini belum ada rencana mengimpor beras untuk kebutuhan tahun depan.

“Belum ada [rencana impor beras].” Kita harus coba atasi di dalam negeri. Pada Kamis (31/10/2024), Wahoo saat ditemui di kantor Kementerian Koperasi di Jakarta mengatakan, passion kita ada di dalam negeri.

Wahoo menjelaskan, stok beras yang dikelola Perum Bulag setidaknya membutuhkan 2,64 juta ton setiap tahunnya. Artinya, kebutuhan beras untuk bantuan pangan sebanyak 220.000 ton beras

Dia menjelaskan, kebutuhan bantuan pangan sebanyak 220.000 ton setiap bulannya dan hanya akan ditambah satu tahun lagi.

Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan Indonesia mengimpor beras pada sembilan bulan pertama tahun ini. Nilai impornya mencapai 2,01 miliar dollar AS atau sekitar Rp 31,54 triliun (asumsi kurs Rp 15.691 per dollar AS).

Di sisi lain, Presiden kedelapan Indonesia, Pravo Subianto, telah memutuskan bahwa Indonesia akan menjadi negara swasembada pangan dalam empat tahun ke depan.

Plt. Kepala BPS Amalia Adininger Vidasanti mengatakan impor beras mencapai rekor 3,23 juta ton pada Januari-September 2024.

Impor beras Januari-September 2024 sebesar 3,23 juta ton atau senilai $2,01 miliar, kata Amalia dalam siaran pers resmi Statistik Perkembangan Ekspor-Impor BPS, Selasa (15/10/2024).

Ia menyatakan, negara pengimpor beras terbanyak berasal dari Thailand, Vietnam, dan Pakistan. Rinciannya, beras berasal dari Thailand sebanyak 1,14 juta ton, Vietnam 988.040 ton, dan Pakistan 463.396 ton.

Selain itu, pada Januari hingga September 2024, Indonesia mengimpor beras dari Myanmar sebanyak 407.449 ton dan beras dari India sebanyak 202.677 ton.

Untuk berita dan artikel lainnya, kunjungi Google Berita dan WA Channel