Bisnis.com, JAKARTA – Inovasi teknologi kecerdasan buatan (AI) kini sudah bisa dilihat di berbagai lapisan masyarakat di Indonesia. Tak hanya perusahaan besar, para tunanetra juga merasakan manfaat praktis dari teknologi ini.

Implementasi AI salah satunya diterapkan pada organisasi pengembangan dan penyedia layanan bagi penyandang tunanetra, yaitu Yayasan Mitra Netra.

Pendiri Yayasan Mitra Netra, Bambang Basuki menjelaskan, yayasan tersebut menggunakan AI untuk program Penerjemahan Braille Arab sebagai alat pendukung bagi siswa dan guru pembelajaran bahasa Arab.

Namun, kami tidak ingin mengajarkan braille kepada guru karena terlalu lama. Jadi, kami mengaktifkannya menggunakan AI, kata Basuki di samping Microsoft Build: Acara Jakarta AI Day di Jakarta Convention Center baru-baru ini.

Dengan menggunakan AI, lanjutnya, teks Arab dapat diubah menjadi braille menggunakan software berbasis AI. Teknologi ini memudahkan guru dalam menyiapkan bahan ajar.

Dengan cara ini, siswa hanya perlu mengerjakan tugas yang diberikan menggunakan keyboard khusus braille dan hasilnya diubah menjadi teks Arab.

Basuki mengatakan, “Oleh karena itu, komunikasi pun terjadi. Selain itu, teknologi AI memungkinkan guru mencari sumber bahan ajar lain di Internet.”

Salah satu produk inovatif AI yang digunakan oleh Yayasan Mitra Netra adalah GPT-4. Produk ini dikembangkan oleh Microsoft dengan kemampuan memindai gambar untuk mengubahnya menjadi teks.

Basuki mengatakan, GPT-4 digunakan lembaganya sebagai pemindai dan pengubah gambar teks Arab menjadi teks lengkap dan simbol harokat.

“Hal yang baik tentang GPT-4 adalah penyandang tunanetra dapat memperoleh materi dari gambar.”

Dengan kata lain, kata Basuki, AI berpotensi menyelesaikan permasalahan paling mendesak yang dihadapi penyandang tunanetra. Artinya, adanya informasi dalam bentuk gambar.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel