Bisnis.com, BALI – Upaya pemerintah Indonesia dalam mengatasi pencemaran Danau Toba, Sumatera Utara, akan ditunjukkan pada World Water Forum ke-10 tahun 2024 di Bali.

Sementara itu, upaya penanganan pencemaran di Danau Toba juga dilakukan melalui pembangunan jaringan Pipa Pembuangan Limbah Parapat (IPAL) yang dihubungkan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat ke Parapat di Kabupaten Simalungun dan Ajibata di Kabupaten Toba. (PUPR).

Sekretaris PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pembangunan jaringan IPAL bertujuan untuk mencegah pencemaran air di Danau Toba dan mendukung pengembangan pariwisata Danau Toba sebagai bagian dari destinasi pariwisata prioritas tertinggi.

Basuki mengatakan, pembangunan jaringan IPAL Parapat di Danau Toba telah dilakukan Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Sumut sejak September 2020 dengan biaya Rp59,42 miliar.

Basuki menjelaskan jaringan IPAL Parapat dibangun mulai dari Jalan Sisingamangaraja, Terminal Sosor Saba dan Jalan Anggarajim. Selanjutnya air limbah akan masuk ke IPAL Pantai Bebas dan diolah di IPAL di tepi pantai, Sijambur Ajibata, di samping kolam, tangki matang, dan tangki pengering lumpur.

Dengan adanya infrastruktur jaringan IPAL, air limbah domestik rumah tangga dan hotel tidak akan mencemari Danau Toba.

“Pencegahan pencemaran air di Danau Toba merupakan praktik baik yang dapat disoroti dalam kegiatan World Water Forum ke-10,” kata Basuki.

Sebagai informasi, World Water Forum ke-10 yang diselenggarakan di Bali pada 18-25 Mei 2024 telah menyelenggarakan tema big water untuk kesejahteraan bersama.

Selain itu, sub-tema Forum Air Dunia ke-10 meliputi Keamanan dan Kemakmuran Air, Air untuk Manusia dan Alam, Pengurangan dan Manajemen Risiko Bencana, Tata Kelola, Kerjasama dan Diplomasi Air, Keuangan, Pengetahuan dan Inovasi Air Berkelanjutan.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel