Bisnis.com, Jakarta – Pertumbuhan ekonomi Vietnam meningkat pada kuartal kedua tahun 2024 didorong oleh ekspor yang kuat, namun inflasi yang tinggi masih menjadi tantangan bagi negara Asia Tenggara tersebut. 

Perkiraan PDB Vietnam naik menjadi 6,93% pada kuartal kedua tahun 2024 dibandingkan tahun sebelumnya, naik dari 5,87% pada kuartal pertama tahun 2024, menurut Biro Statistik (SO) pemerintah. Badan standardisasi menambahkan bahwa perekonomian tumbuh sebesar 6,42% pada semester pertama tahun ini. 

Vietnam, eksportir utama ponsel pintar, elektronik, dan pakaian, sedang berusaha meningkatkan aktivitas bisnis setelah gagal mencapai target pertumbuhan tahun lalu karena lemahnya permintaan global dan kekurangan listrik.

“Situasi sosial dan ekonomi di Vietnam terus menunjukkan tren positif, dengan setiap kuartal lebih baik dibandingkan kuartal sebelumnya,” kata Organisasi Umum Standardisasi, seperti dilansir Reuters, Sabtu (29 Juni 2024). 

GSO menyatakan bahwa perekonomian dan masyarakat Vietnam terus menghadapi berbagai kesulitan dan tantangan, di tengah banyaknya risiko dan ketidakpastian eksternal. Pencapaian target pertumbuhan sebesar 6,0-6,5% pada tahun 2024 merupakan sebuah tantangan besar yang memerlukan upaya bersama dari seluruh kekuatan. 

Selain itu, menurut Organisasi Negara untuk Standardisasi, ekspor Vietnam pada semester pertama tahun ini naik 14,5% dari tahun sebelumnya menjadi US$190 miliar atau Rp3,106 triliun, sedangkan produksi industri naik 10,9% dari tahun sebelumnya. 

Sementara itu, Perdana Menteri Pham Minh Chin mengatakan awal pekan ini bahwa pertumbuhan PDB kuartal kedua akan melebihi laju kuartal pertama dan mengatakan kebijakan akan terus memprioritaskan pertumbuhan untuk mencapai target pertumbuhan tahun ini sebesar 6,0%-6,5%.

Vietnam akan tetap berpegang pada kebijakan moneternya yang fleksibel, dengan tujuan untuk terus menurunkan suku bunga pinjaman bank, memotong pengeluaran dan meningkatkan investasi publik, kata Chin.

Tekanan inflasi semakin meningkat

Dana Moneter Internasional memperkirakan pertumbuhan ekonomi Vietnam akan mendekati 6% tahun ini, didukung oleh permintaan eksternal yang kuat, investasi asing yang fleksibel dan kebijakan yang akomodatif, namun memperingatkan bahwa risiko penurunannya tinggi.

Jika tekanan terhadap nilai tukar mata uang terus berlanjut dalam jangka waktu yang lebih lama, hal ini dapat berdampak lebih besar terhadap inflasi domestik di Vietnam, kata IMF. 

Tekanan inflasi meningkat, dengan harga konsumen Vietnam naik 4,32% dari tahun sebelumnya pada bulan Juni, mendekati batas atas target inflasi pemerintah sebesar 4,5% untuk tahun ini.

Organisasi standardisasi menyebutkan rata-rata harga konsumen pada semester pertama tahun ini tumbuh 4,08% dibandingkan tahun sebelumnya. 

Badan tersebut mengatakan akan memantau dengan cermat pergerakan harga dan menyesuaikan harga listrik, layanan medis dan pendidikan sesuai dengan situasi aktual untuk mengurangi dampak terhadap inflasi.

Keputusan Pemerintah untuk menaikkan gaji pokok PNS sebesar 30% dan pensiun bagi pensiunan sebesar 15%, mulai 1 Juli 2024, diperkirakan akan meningkatkan tekanan inflasi.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel