Bisnis.com, JAKARTA – Masyarakat kerap menganggap rokok herbal sebagai alternatif dan lebih enak dibandingkan rokok biasa. Rokok ini terkadang dipercaya memiliki banyak manfaat, seperti menyembuhkan penyakit dan membantu orang berhenti merokok.

Namun rokok herbal biasanya memiliki efek samping yang sama dengan rokok biasa. Rokok herbal tersedia dalam berbagai bentuk: kretek, shisha, dan rokok lain yang berbahan herbal (bunga, daun cengkeh, dll). Rokok herbal biasanya tidak mengandung tembakau atau nikotin.

Nikotin merupakan zat yang membuat rokok menjadi ketagihan. Artinya, tidak semua rokok ganja bersifat adiktif. Namun, bukan berarti rokok ganja tidak mempunyai risiko kesehatan. Mari kita lihat beberapa bahaya merokok ganja berdasarkan informasi dari Times of India dan Health Day: 1. Terus memproduksi tar dan karbon dioksida.

Rokok herbal mengandung bahan-bahan yang aman. Namun ketika dibakar, bahan tersebut masih padat dan mengeluarkan asap yang mengandung karbon dioksida.

Menurut Better Health, tar merupakan zat padat dalam asap. Gusi yang lengket dan berwarna coklat, jari tangan dan gigi menguning jika digunakan dalam waktu lama. Bahkan, jaringan paru-paru juga akan berubah warna akibat penyempitan.

Karbon dioksida merupakan gas beracun yang juga dikeluarkan dari knalpot mobil. Dalam dosis tinggi, karbon dioksida “menghancurkan” oksigen di pembuluh darah Anda. Jika bertemu dengan karbon dioksida, oksigen akan sulit mencapai organ vital dan otot tubuh. 2. Menyebabkan berbagai penyakit dan gangguan pernafasan

Secara keseluruhan, penelitian menunjukkan bahwa merokok ganja menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang. Masalah yang ditimbulkannya antara lain peningkatan risiko penyakit jantung, stroke, dan diabetes tipe 2. 

Berbagai jenis gulma dapat menyebabkan masalah serupa.

Perokok pasif menyebabkan masalah paru-paru seperti penyempitan saluran udara, berkurangnya kadar oksigen, peradangan dan cairan di paru-paru.

Selain itu, penelitian dari University of Nottingham menunjukkan bahwa perokok berat memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit mulut, jantung, dan pernapasan.

Tembakau herbal populer lainnya adalah bidi yang berasal dari India. Bidi memiliki risiko penyakit yang sama seperti tembakau lainnya. Faktanya, masalah jantung koroner dan serangan jantung 3 kali lebih sering terjadi pada perokok ganja dibandingkan perokok non-nabati.

Faktanya, menghisap shisha dari pipa hookah juga menimbulkan berbagai masalah. Merokok hookah menghasilkan karbon dioksida.

Selain itu, shisha biasanya dibagikan kepada orang lain. Hal ini meningkatkan risiko penyakit lain yang dapat menyebar melalui cairan. 3. Beberapa bahan tidak sehat

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa bahan yang digunakan dalam tembakau herbal sering digunakan dalam teh dan makanan. Ini termasuk cengkeh, damiana, ginseng, peppermint, lavender, lavendel, dan kelopak mawar. 

Beberapa bahan tersebut sering digunakan dalam pengobatan tradisional. Namun jika dibakar dan dimakan, manfaatnya tidak akan terasa.

Alternatif yang lebih baik adalah meminumnya dalam teh atau mencampurkannya dengan makanan daripada merokok. 4. Label “sayuran” pada rokok biasa tidak mengurangi risiko kanker

Kebanyakan rokok yang menggunakan kata “herbal” masih menggunakan nikotin. Nikotin, selain meningkatkan kecanduan narkoba, juga merupakan penyumbang utama penyakit kanker.

Misalnya, bidi memiliki kadar nikotin yang jauh lebih tinggi dibandingkan rokok biasa. Jenis kertas yang digunakan juga membuat rokok bisa bertahan lebih lama. Perokok bidi ini menghirup lebih banyak asap.

Selain itu, ada rokok kretek yang sangat populer di kalangan masyarakat Indonesia. Cratec sendiri memiliki risiko kerusakan paru-paru 20 kali lebih besar dibandingkan non-rokok.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA