Bisnis.com, JAKARTA – Kanker paru merupakan penyakit kronis yang mengancam kesehatan dan mengganggu fungsi paru-paru tubuh yang disebabkan oleh rokok dan asap rokok.

Penyakit ini memiliki prognosis paling buruk karena tingkat kelangsungan hidupnya lebih rendah dibandingkan jenis kanker lainnya. Merokok merupakan penyebab utama kanker paru-paru di Indonesia.

Rokok merupakan pemicu ampuh yang mempengaruhi kesehatan tubuh. Kandungan zat adiktifnya sangat kuat sehingga mengganggu dan memperburuk fungsi organ tubuh serta sangat mematikan.

Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan bahwa kanker merupakan penyebab kematian utama di dunia. Kanker paru-paru tidak hanya disebabkan oleh kebiasaan merokok, namun juga gaya hidup yang tidak sehat.

Dalam wawancara singkat dengan Aru Wisaksono Sudoyo, Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia, beliau mengatakan bahwa “30% dampaknya disebabkan oleh kebiasaan gaya hidup yang salah, terutama pola makan,” ujarnya (14/52024).

Kanker disebabkan oleh ‘kesalahan acak’ pada sel DNA tubuh, katanya, sehingga banyak kasus bukan perokok dan kanker paru-paru.

Namun, dampak terbesarnya adalah merokok dan berada di lingkungan yang banyak perokok aktif, sehingga beberapa orang terkena dampak perokok pasif.

“Gaya hidup yang salah bisa disebabkan oleh dua hal, yaitu kemiskinan dan kelebihan. Makan berlebihan akan menyebabkan pola makan berlebihan yang mengikuti gaya sosial negara-negara Barat. Sedangkan kemiskinan menyebabkan jalan pintas untuk mengurangi bahan utama produksi pangan,” ujarnya. .

Kemiskinan dan gaya hidup yang tidak banyak bergerak menjadi pemicu kuat lainnya terhadap risiko kanker paru-paru. Faktor kemiskinan justru membuat masyarakat bertindak bebas dalam menciptakan pangan dengan cara yang salah.

Anda mungkin pernah melihat makanan yang dibuat dengan pewarna makanan, bukan pakaian yang disepuh. Kualitas makanan yang dijual relatif rendah dan banyak orang yang membelinya. Ketidakmampuan masyarakat membeli makanan meningkatkan risiko kanker paru-paru.

Masyarakat akan cepat menetap dan terbiasa mengonsumsi makanan siap saji karena gaya hidup yang terjadi di negara-negara Barat. Hal ini berdampak negatif terhadap kesehatan dan menimbulkan faktor risiko penyakit lain.

Aru Visaxono Sudoyo menegaskan, pendidikan merupakan salah satu upaya preventif yang paling penting. Pendidikan diperlukan untuk memberikan pemahaman dan pengetahuan yang utuh kepada masyarakat. Pemerintah dapat memberikan layanan pendidikan melalui konferensi, kegiatan pendidikan dan memperluas sistem pelayanan kesehatan bagi masyarakat.

Pendidikan berperan tidak terpisahkan dalam memberikan gambaran dan modal awal bagi masyarakat untuk memahami pentingnya menerapkan pola hidup sehat sejak dini. Dimulai dari kesadaran diri dan mendidik orang lain untuk bekerja sama menciptakan lingkungan yang aman dan sehat. (Maharani Dwi Pushpita Saree)

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel