Bisnis.com, JAKARTA – Merokok merupakan salah satu tindakan yang berdampak negatif terhadap kesehatan seseorang dan lingkungan. Tidak hanya berdampak buruk pada kesehatan fisik, namun merokok juga dapat merusak kesehatan mental seseorang.

Kondisi mental terdiri dari berbagai kondisi psikologis, dengan gejala yang diakibatkan oleh kombinasi pikiran, perasaan, dan perilaku. Sering dikaitkan bahwa kondisi mental ditentukan oleh tingkat keparahan gejala yang ditandai dengan gejala tertentu.

Tren merokok saat ini sedang mengalami tren peningkatan, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Hingga saat ini, sebagian masyarakat masih menganggap bahwa merokok merupakan tindakan yang sah dan dianggap wajar di lingkungan. Fakta menunjukkan, peningkatan jumlah perokok di Indonesia mencapai 70 juta jiwa, dan mayoritas adalah mereka yang berusia 10 hingga 18 tahun.

Risiko yang timbul akibat merokok adalah terjadinya kanker paru-paru, kerusakan jantung, pneumonia dan lain-lain. Kerusakan ini disebabkan oleh bahan berbahaya dan zat adiktif yang menimbulkan efek adiktif bagi penggunanya. Kandungan nikotin pada rokok dapat dengan cepat diserap ke dalam aliran darah.

Menurut ash.org.uk, hingga 40% perokok dewasa di Inggris diketahui menderita masalah kesehatan mental. Hal ini disebabkan oleh konsumsi rokok yang berlebihan dan merangsang produksi dopamin sehingga memberikan rasa nikmat saat Anda mengonsumsinya.

Penjelasan lain yang dapat disimpulkan adalah bahwa merokok merupakan upaya untuk mengatasi gejala depresi, kecemasan dan kebosanan bagi penggunanya. Simak dampak negatif rokok terhadap kesehatan mental: 1. Menyebabkan stres

Beberapa perokok percaya bahwa rokok dapat membantu menghilangkan kecemasan dan stres. Prevalensi yang dirasakan perokok dengan tingkat ekonomi rendah menganggap merokok sebagai metode pengobatan untuk mengatasi stres.

Namun rasa tenang dan rileks yang dihasilkan hanya bersifat sementara dan memberi kesan kecanduan jangka panjang. Stres dapat terjadi ketika seseorang mengalami banyak tekanan dan kesulitan dalam mencapai sesuatu.

Hal ini akan memicu jalan pintas, salah satunya adalah memilih untuk merokok setiap hari. Satu hal yang perlu diingat adalah bahwa merokok merupakan tindakan yang tidak efektif dalam mengelola kesehatan mental masyarakat. 2. Gangguan bipolar

Gangguan bipolar adalah penyakit yang ditandai dengan perubahan suasana hati, energi, dan kemampuan tubuh manusia untuk berfungsi. Efek yang ditimbulkan oleh rokok dapat dengan cepat meningkatkan gangguan bipolar.

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa perokok cenderung lebih besar kemungkinannya untuk melakukan bunuh diri dan perbuatan buruk lainnya. 3. Gangguan stres pasca trauma

Gangguan stres pasca trauma dapat terjadi ketika seseorang mengonsumsi rokok dalam jumlah besar. Penelitian terhadap veteran AS yang menderita PTSD menemukan prevalensi merokok sebesar 53% hingga 63%. 

Di antara veteran Perang Vietnam AS yang menderita PTSD, 48% diklasifikasikan sebagai perokok berat, dibandingkan dengan 28% veteran tanpa riwayat PTSD. Veteran yang mengalami gangguan stres saat merokok melaporkan tingkat gejala yang lebih tinggi dibandingkan bukan perokok. (Maharani Dwi Puspita Sari)

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel