Bisnis.com, JAKARTA – Perekonomian Indonesia terancam oleh risiko terjadinya twin defisit, yaitu defisit fiskal dan juga defisit transaksi berjalan, serta surplus neraca perdagangan yang berpotensi terus menyusut.

Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Edi Prio Pambudi mengatakan risiko tersebut sudah diantisipasi pemerintah. 

Namun, menurutnya, tantangan perekonomian terbesar kini datang dari luar. Pemerintah terus berupaya membangun ketahanan untuk mendukung ketahanan eksternal Indonesia.

Dari sisi perdagangan, kata dia, pemerintah terus memperluas kerja sama di bidang perdagangan, mengingat Indonesia merupakan negara non-blok sehingga dapat bekerja sama dengan banyak mitra. 

“Yang kami coba lakukan adalah kerja sama ekonomi yang bisa kita manfaatkan sama-sama, sehingga kami tetap yakin dengan memperluas perdagangan, mencari pasar yang lebih menarik, kita akan mampu mendorong perdagangan,” ujarnya dalam jumpa pers, Kamis ( 30/5/2024).

Edi mengatakan, salah satu strategi yang akan diterapkan adalah pemerintah saat ini mendorong percepatan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Uni Eropa (IEU-CEPA) yang ditargetkan selesai Juli mendatang.

“Perundingan putaran ke-18 telah berakhir, ada kemajuan yang sangat signifikan yang dapat dicapai dan kita berharap perundingan putaran ke-19 dapat diselesaikan,” ujarnya.

Selain itu, perundingan antara Indonesia dan Eurasian Economic Union (EAEU) juga ditargetkan selesai pada tahun ini, termasuk beberapa perjanjian perdagangan bebas (FTA) lainnya yang akan rampung. 

“Bahkan kemarin ada upaya Pak Menko yang mengatakan akan ada aksesi terhadap CPTPP [Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik] karena Amerika Latin. Misalnya Amerika Latin,  Meksiko, banyak yang membeli kita. mobil seperti Avanza, tapi tarifnya masih tinggi karena tidak ada FTA. “Harapan kami dengan dibukanya [akses perdagangan], tarif akan turun dan kami bisa mengekspor lebih banyak,” ujarnya. 

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel