Bisnis.com, JAKARTA — Penerbit BUMN PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) melaporkan rugi bersih Term I/2024 sebesar Rp2,15 triliun, naik 4,18% dibandingkan tahun lalu sebesar Rp2,07 triliun. 

Berdasarkan laporan keuangan 30 Juni 2024, perseroan meraih pendapatan operasional sebesar Rp 4,47 triliun pada enam bulan pertama tahun 2024. Jumlah tersebut turun 15,19% year-on-year (YoY), atau dibandingkan posisi sebelumnya sebesar Rp 5,27 triliun. 

Secara khusus, pendapatan segmen jasa konstruksi mengalami penurunan sebesar 28,17% pada periode yang sama menjadi Rp3,12 triliun, sedangkan pendapatan jasa nihil dibandingkan sebelumnya sebesar Rp23,85 miliar.

Pada periode tersebut, penjualan pracetak meningkat 214,26% YoY menjadi Rp610,96 miliar, pendapatan jalan raya sebesar Rp563,34 miliar atau meningkat 2,73% YoY, dan pendapatan kargo juga meningkat 6,28% YoY menjadi Rp89,18 miliar.

Pendapatan lain-lain dari penjualan infrastruktur tercatat sebesar Rp29,54 miliar atau meningkat 2,75%, pendapatan hotel meningkat 19,14% menjadi Rp48,90 miliar, dan sewa gedung dan peralatan mencapai Rp6,74 miliar. 

Seiring turunnya pendapatan, beban laba Waskita turun 19,42% year-on-year menjadi Rp 7,04 triliun. Pasalnya, sebagian besar biaya pokok dari jasa konstruksi mengalami penurunan. 

Dari sisi pendapatan dan beban, Waskita Karya menghimpun laba bersih Januari-Juni 2024 mencapai Rp595,49 miliar atau meningkat 28,73% dibandingkan tahun sebelumnya. 

Setelah dikurangi berbagai biaya, perseroan mencatat kerugian yang dialami pemilik perseroan sebesar Rp 2,15 triliun. Rugi per saham tercatat sebesar Rp 74,95 per saham. 

Pada Semester I/2024, WSKT mencatatkan penurunan aset secara year-to-date (YtD) sebesar 4,70% menjadi Rp 91,10 triliun. Liabilitas mencapai Rp 82,01 triliun atau turun 2,35%, sedangkan ekuitas turun 21,69% YTD menjadi Rp 9,08 triliun.

Selain itu, saldo arus kas setara pada akhir Juni 2024 tercatat sebesar Rp1,87 triliun, meningkat secara tahunan sebesar 8,74% dari posisi sebelumnya sebesar Rp1,72 triliun miliar. 

_______

Disclaimer: berita ini tidak dimaksudkan sebagai rekomendasi untuk membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan mahasiswa. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel