Bisnis.com, JAKARTA – Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga mengkritisi kebijakan Undang-Undang Anti Deforestasi Uni Eropa atau EUDR saat melakukan pertemuan bilateral dengan Wakil Rektor Berlin dan Menteri Ekonomi dan Aksi Iklim Jerman Robert Habeck, Senin (6/2). 5/2024).

Jerry mengatakan penerapan EUDR akan sangat merugikan perkebunan dan hasil hutan strategis Indonesia seperti kakao, kopi, karet, kayu, dan kelapa sawit.

Menurutnya, Indonesia mendapat dukungan dari berbagai negara lain untuk menolak EUDR. Salah satunya adalah Amerika Serikat. Bahkan, kata Gerry, dalam pertemuan Dewan Pertanian dan Perikanan (AGRIFISH) 20 dari 27 negara, termasuk Jerman, menyerukan agar EUDR ditunda.

“Dalam kebijakan perlindungan dan keberlanjutan lingkungan hidup, Indonesia mengutamakan keadilan,” kata Jerry dalam keterangan resmi yang dikutip, Rabu (5/8/2024).

Sebelumnya, kelompok kerja gabungan ad hoc yang terdiri dari Indonesia, Malaysia dan Uni Eropa mengadakan pertemuan kedua di Putrajaya, Malaysia untuk membahas keberatan terhadap ketentuan EUDR.

Indonesia dan Malaysia, produsen minyak sawit terbesar di dunia, telah meminta UE untuk menunda penerapan kebijakan tersebut hingga tahun 2026, dibandingkan rencana sebelumnya yang akan berlaku pada Januari 2025.

Lebih lanjut, dalam pertemuan bilateral dengan Jerman, Jerry juga membahas mengenai kesimpulan perundingan Indonesia dan Uni Eropa mengenai Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU CEPA).

Ia menekankan bahwa Indonesia mendesak UE untuk mengambil pendekatan pragmatis dan fleksibel untuk mencapai solusi yang disepakati bersama. Sementara itu, Indonesia menargetkan penyelesaian IEU CEPA tahun ini, kata Jerry.

“Kami berharap IEU CEPA dapat melengkapi antusiasme yang ditunjukkan oleh Kanselir Jerman Olaf Scholz dalam menyambut Presiden Indonesia Joko Widodo bertepatan dengan Hannover Messe 2023,” kata Gerry.

Selain itu, Gerry mengatakan Indonesia siap bekerja sama dengan Jerman dan anggota OECD lainnya untuk melaksanakan Program Kerja OECD-Indonesia 2022-2025. Dia mengatakan Indonesia telah meminta dukungan berkelanjutan dari Jerman, seperti peta jalan aksesi, tinjauan teknis dan kegiatan lainnya, untuk memenuhi persyaratan aksesi.

“Termasuk semua dukungan sumber daya yang diperlukan,” ujarnya.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita dan VA Channel