Bisnis.com, JAKARTA – Wall Street melanjutkan euforia yang semakin kuat pasca pemilu presiden AS. Saham-saham menguat dan indeks dolar bahkan mencapai level tertinggi mengantisipasi kebijakan baru yang dibawa Presiden AS Donald Trump.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Russell 2000 terlihat menguat 1,5%. Di saat indeks saham-saham kecil menguat, beberapa saham perusahaan teknologi besar mulai terkoreksi, seperti Nvidia Corp. turun 1,6%. Sementara itu, Tesla Inc. terus tumbuh sebesar 9%.

Sedangkan S&P 500 naik 0,1 persen dan Nasdaq 100 sedikit berubah. Dow Jones Industrial Average naik 0,7%.

Analis Bank of America Corp Savita Subramanian mengatakan penguatan Wall Street saat ini merupakan konsekuensi dari pemilihan presiden. Jelang pemilu presiden AS, pelaku pasar bersikap tenang.

“Sejauh ini sepertinya investor sudah cukup menempatkan posisi, sehingga ada ruang untuk meningkatkan rotasi saham dari saham teknologi ke saham perbankan/siklus, komoditas hijau ke komoditas coklat, dan sebagainya,” kata Subramanian seperti dikutip Bloomberg, Selasa (12 ). ). /11/2024).

Analis Morgan Stanley, Chris Larkin, menyampaikan sentimen pemilu presiden AS dan penurunan suku bunga yang mendukung keyakinan pasar akan mencapai rekor tertinggi.

“Selain potensi keuntungan setelah high, data inflasi minggu ini kemungkinan besar akan menentukan apakah pelaku pasar mulai menghitung keuntungan,” ujarnya. 

Sementara itu, inflasi AS diperkirakan akan bergerak sideways pada bulan Oktober. Hal ini mengindikasikan akan adanya kesulitan bagi The Fed dalam menentukan arah kebijakan suku bunga ke depan. Inflasi inti diperkirakan akan meningkat pada tingkat yang sama setiap bulannya.

Tak hanya sentimen politik, membaiknya kinerja perusahaan juga menjadi pendorong utama kenaikan saham AS. Dilihat dari data Bloomberg Intelligence, perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam indeks S&P 500 melaporkan kenaikan laba sebesar 8,4% pada kuartal III-2024.

Hal ini juga membuat Wall Street optimis menyambut akhir tahun 2024 dan awal tahun 2025, karena para analis memperkirakan keuntungan penerbit tersebut dapat meningkat sebesar 13 persen.

Sementara pasar saham Indonesia belum bergabung dengan Wall Street. Pasalnya, JHSG ditutup melemah 0,28% atau 20,73 poin ke 7.266,46 bulan (11/11/2024). IHSG sempat menyentuh titik terendah 7.182,31 dan tertinggi 7.287,25 pada perdagangan kemarin.

IHSG ditutup dengan nilai transaksi Rp 13,16 triliun dengan volume saham mencapai 23,57 miliar lembar saham. Sedangkan perdagangan ditutup dengan frekuensi 1,45 juta kali.

Pada perdagangan hari ini, terdapat 397 saham melemah, 190 saham menguat, dan 192 saham stagnan atau stagnan.

Sejumlah saham dengan catatan nilai transaksi tinggi mengalami pelemahan. Harga saham ADRO misalnya, turun 2,35% menjadi Rp 3.740 per saham. ADRO mencatatkan nilai transaksi sebesar Rp 374,3 miliar pada transaksi hari ini.

Sejumlah saham emiten bank yang mencatatkan nilai transaksi jumbo pun ikut melemah. Harga saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) turun 1,33% dan PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) turun 0,25%.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel