Bisnis.com, Yogyakarta – Menteri Kesehatan (Rakyat) Budi Gunadi Sadikin memastikan tidak ada pembatasan khusus yang diberlakukan terhadap pasien penyakit cacar monyet (Mpox) selama Indonesia-Africa Forum (IAF) di Bali 1-3 September 2024.

Pasalnya, tegasnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak menganjurkan adanya diskriminasi terhadap suatu negara, meskipun negara tersebut sedang menghadapi wabah penyakit Mpox.

Tentu pengalaman kami kalau ditutup bisa masuk dari tempat lain. Jadi lebih baik pengawasannya diperkuat, ujarnya kepada wartawan di kompleks Istana Kepresidenan, Selasa (27/8/20).

Lebih lanjut, Budi menjelaskan pemerintah memang akan melakukan pengawasan ketat. Mulailah pengisian informasi melalui aplikasi digital Satu Sehat dengan mengisi formulir pengembalian. Tak hanya itu, pemerintah juga akan memantau suhu tubuh.

Budi mengatakan, jika terkonfirmasi positif, para tamu negara yang hadir akan diisolasi dan dirawat di rumah sakit Indonesia.

“Kalau benar dari Afrika, lalu suhunya tinggi sekali, kita taruh di ruangan tertentu dulu, kita lakukan PCR, hanya 30 menit, 40 menit, ada rapid tes molekuler namanya TCM, kita langsung tahu. Terlepas positif atau tidak, kalau positif kita kirim langsung ke rumah sakit dulu untuk diisolasi, sekaligus melakukan sekuensing genom mutasinya. “Kalau mutasinya 2B, kita tahu itu akan terjadi bisa 100% sembuh,” pungkas Budi Gunadi.

Sekadar informasi, Indonesia akan menjadi tuan rumah Indonesia-Africa Forum (IAF) yang digelar di Bali pada 1 hingga 3 September 2024.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengingatkan respons terhadap wabah Mpox bisa berskala besar mengingat banyaknya agenda yang akan dihadapi pemerintah ke depan. Ia meminta agar para delegasi dalam konferensi tersebut dilindungi dari dampak epidemi.

Pasalnya, tokoh nomor 1 Indonesia itu menegaskan, forum tersebut akan diikuti oleh 51 negara, 22 di antaranya berasal dari kawasan Afrika, dan diperkirakan akan diikuti sekitar 1.500 peserta.

Kekhawatiran pemerintah ini beralasan mengingat pengawas kesehatan Afrika telah mengumumkan keadaan darurat atas wabah cacar monyet di benua itu.

Wabah Mpox, atau cacar monyet, telah melanda beberapa negara Afrika, khususnya Republik Demokratik Kongo (DRC), tempat virus tersebut, yang sebelumnya dikenal sebagai cacar monyet, pertama kali ditemukan pada manusia pada tahun 1970.

Jean Kaseya, kepala Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika (CDC Afrika), mengatakan Mpox kini telah melintasi perbatasan dan menginfeksi ribuan orang di seluruh benua.

Pada tanggal 4 Agustus, terdapat 38.465 kasus MPO dan 1.456 kematian di Afrika pada Januari 2022, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel