Bisnis.com, JAKARTA – PT Vale Indonesia Tbk (INCO) menggandeng anak usaha CIMIC Group, Leighton Asia, untuk mengembangkan infrastruktur pertambangan Indonesia Growth Project (IGP) Pomalaa di Sulawesi Tenggara.

Kesepakatan itu akan menghasilkan pendapatan sekitar A$154 juta atau setara Rp1,64 triliun (berdasarkan nilai tukar Rp10.671 terhadap dolar Australia) untuk Leighton Asia.

Chairman CIMIC Group Juan Santamaria mengaku senang dapat melanjutkan kemitraan jangka panjang dengan PT Vale Indonesia.

Melalui kemitraan ini, kata Juan, pihaknya dapat berkontribusi dalam mensukseskan proyek penting tersebut.

“Hal ini menggarisbawahi komitmen kami untuk mendukung pertumbuhan industri nikel Indonesia, logam penting yang memungkinkan terjadinya pertukaran energi global,” ujarnya dalam keterangan resmi, dikutip Senin (10/7/2024).

Leighton Asia akan melaksanakan pekerjaan infrastruktur pertambangan untuk proyek Tambang Terpadu Pomalaa (IMP). Proyek ini merupakan bagian dari inisiatif IGP Pomalaa yang lebih luas.

Sementara itu, ruang lingkup pekerjaannya meliputi pembangunan infrastruktur pertambangan, pekerjaan tanah, pekerjaan teknik sipil dan konstruksi serta infrastruktur terkait. Hal ini terutama untuk memungkinkan eksploitasi tambang untuk memasok bijih ke pabrik pengolahan.

Konstruksi akan dimulai pada paruh kedua tahun 2024 dan akan berlangsung selama 26 bulan.

Managing Director Leighton Asia Brad Davey mengatakan pekerjaan terbaru ini semakin mempererat hubungan dengan PT Vale Indonesia. Apalagi hubungan antar perusahaan telah berlangsung selama lebih dari 25 tahun.

“Kami bangga bisa menerapkan ilmu dasar yang kami miliki dan bekerja sama dalam proyek infrastruktur pertambangan penting ini. Kami berharap dapat berkontribusi bagi pembangunan perekonomian Indonesia,” ujarnya (Mochammad Ryan Hidayatullah). 

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel