Bisnis.com, Jakarta – Kanker serviks atau kanker serviks merupakan jenis kanker yang paling banyak menyerang wanita di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Di Indonesia, kanker serviks merupakan kanker dengan risiko tertinggi kedua bagi perempuan, dengan 36.964 kasus baru pada tahun 2022, dan merupakan salah satu beban terbesar dalam pembiayaan kesehatan. 

Vaksinasi terhadap human papillomavirus (HPV) dapat dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit berbahaya tersebut. Ellen Rustati Sianpar, dokter spesialis anak, mengatakan vaksinasi HPV bisa diberikan saat anak menginjak usia 9 tahun.

“WHO merekomendasikan vaksin HPV untuk anak perempuan untuk mengurangi risiko kanker serviks. Vaksin ini sebaiknya diberikan kepada remaja berusia 9 hingga 14 tahun sebelum anak perempuan aktif secara seksual atau terpapar virus,” ujarnya dalam debat menang, perempuan Indonesia terbebas dari bahaya kanker serviks, Selasa (13/08/2024).

Menurutnya, semakin cepat keamanan terjamin, semakin baik. Selain itu, vaksin HPV tidak perlu diulang setelah mendapat 2 dosis dalam kurun waktu 1 tahun.

Oleh karena itu, disarankan untuk melakukan vaksinasi HPV sedini mungkin, bukan nanti/di usia lanjut, ujarnya.

Mengapa vaksinasi HPV penting?

Dr. Allen menjelaskan, virus HPV penyebab kanker serviks sebenarnya bisa sembuh sendiri bila sistem imun tubuh dalam kondisi baik.

Namun perlu diingat bahwa HPV bisa lolos dari sistem kekebalan tubuh. Sedangkan pada kanker serviks stadium awal tidak menunjukkan gejala apa pun sehingga sering kali tidak disadari oleh penderitanya.

“Sebenarnya bisa sembuh sendiri, tapi imunitas tubuh kita belum maksimal untuk menghilangkan virusnya, sehingga memerlukan bantuan dari luar, dan dalam hal ini bantuan dari luar adalah vaksin yang hanya bekerja pada imunitas tubuh saja. mengandalkannya.” Tubuh kita secara alami menciptakannya,” katanya.

Selain itu, sistem kekebalan tubuh setiap orang berbeda-beda. Misalnya, seseorang yang memiliki daya tahan tubuh rendah dapat menyebabkan HPV berkembang pesat hingga menjadi kanker.

“Ada yang tertular HPV, butuh waktu puluhan tahun untuk berkembang menjadi kanker, ada yang sembuh dengan sendirinya. Tapi ada juga yang sekadar tertular, tapi cepat sekali berubah menjadi kanker.” Kemudian mereka diperiksa hanya setelah gejalanya muncul. Artinya sudah stadium akhir, jadi sulit diobati,” ujarnya.

Sedangkan bila sudah pada stadium akhir, gejala yang biasanya muncul antara lain sebagai berikut:

– keluarnya cairan berbau busuk dari vagina

– Pendarahan setelah menopause

– Pendarahan setelah berhubungan intim

Pada stadium lanjut, penderita kanker serviks juga akan mengalami kelemahan, penurunan berat badan, nyeri tulang, gangguan buang air kecil, dan penyebaran sel kanker.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel