Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) melaporkan, menjelang pergantian presiden dari Jokowi ke Prabowo, Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia sebesar 425,1 miliar dolar pada Agustus 2024.
Nilai pinjaman meningkat sebesar 7,3% dibandingkan bulan yang sama tahun lalu. Jumlah tersebut setara dengan Rp6.635,81 triliun (kurs Rp15.610 per dolar AS).
Melihat posisi utang Indonesia pada bulan lalu yang berjumlah $414,3 miliar (kurs Rp6.361,16 triliun terhadap $15.354), berarti utang luar negeri bulan Agustus meningkat sebesar $10,8 miliar. dalam sebulan
Ramdan Denny Prakoso, Kepala Departemen Komunikasi BI, mengatakan kenaikan tersebut berada pada area yang terkendali, dimana perkembangan utang luar negeri berasal dari sektor publik dan swasta.
Posisi ULN Agustus 2024 juga dipengaruhi oleh melemahnya dolar AS terhadap sebagian besar mata uang dunia, termasuk rupee, ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (14/10/2024).
Denny menjelaskan, ULN pemerintah mencapai level 200,4 miliar dolar atau meningkat 4,6% (year-on-year/YoY), ditambah pertumbuhan 0,6% pada Juli 2024. Pada Juli 2024, utang luar negeri pemerintah berjumlah $194,3 miliar.
Perkembangan ini terutama didorong oleh peningkatan aliran masuk modal asing ke Surat Berharga Negara (SBN) dalam negeri, seiring dengan tetap terjaganya kepercayaan investor terhadap prospek perekonomian Indonesia.
Selain itu, Denny juga menyampaikan bahwa utang luar negeri pada Agustus 2024 sebesar $197,8 miliar atau tumbuh 1,3% year-on-year, sedikit lebih tinggi dibandingkan kenaikan 0,5% pada Juli 2024.
Perkembangan ULN ini terutama dipengaruhi oleh ULN perusahaan keuangan non finansial yang secara year-on-year tumbuh sebesar 1,6%.
Berdasarkan sektor perekonomian, utang swasta terbesar berasal dari Sektor Manufaktur, Jasa Keuangan, dan Asuransi. Selain itu juga terdapat departemen Penemuan Listrik dan Gas serta Pertambangan dan Penggalian. Total porsinya mencapai 79,3% dari total utang swasta.
Untuk menjaga kondisi kredit yang sehat di Indonesia, Bank Indonesia menganut prinsip keamanan dalam pengelolaannya. Bank sentral dan pemerintah juga terus memperkuat koordinasi untuk memantau perkembangan utang luar negeri.
Hal ini tercermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang tetap sebesar 31,0%, didominasi oleh ULN jangka panjang yang menyumbang 84,3% dari total ULN.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel