Bisnis.com, JAKARTA – Utang luar negeri pemerintah tercatat pada September 2024 meningkat sebesar USD 3,74 miliar menjadi USD 204,14 miliar. dari bulan Agustus sebesar $200,4 miliar.

Ramdan Denny Prakoso, Kepala Komunikasi Bank Indonesia (BI), mengatakan kenaikan utang masih dalam situasi terkendali.

Posisi utang luar negeri pemerintah pada triwulan III 2024 meningkat sebesar 8,4% year-on-year (YoY) setelah mencatat kontraksi sebesar 0,8% pada triwulan sebelumnya.

“Perkembangan utang luar negeri dipengaruhi oleh penarikan kredit luar negeri dan peningkatan aliran masuk modal asing ke surat berharga negara [SBN] di dalam negeri, seiring dengan terjaganya kepercayaan investor terhadap prospek perekonomian Indonesia,” ujarnya dalam keterangan resmi. Dikutip pada Senin (18/11/2024)  

Denny mengatakan, pemerintah tetap berkomitmen menjaga kelayakan kredit dengan memenuhi kewajiban membayar pokok dan bunga utang tepat waktu. Hal ini termasuk mengelola utang luar negeri secara bijaksana dan bertanggung jawab. Untuk mendapatkan pendanaan yang paling efisien dan tepat.

Mengingat ULN merupakan salah satu alat pendanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), maka penggunaan ULN tetap fokus untuk mendukung pendanaan sektor-sektor prioritas. sambil tetap fokus pada aspek keberlanjutan pengelolaan ULN.

Mengingat sektor ekonomi, ULN pemerintah digunakan untuk mendukung sektor kesehatan dan pelayanan sosial (21,0% dari seluruh ULN pemerintah), instansi pemerintah, pertahanan dan jaminan sosial wajib (18,9%), pendidikan dan Jasa (16,8% Konstruksi (13,6%) dan Jasa Keuangan dan Asuransi (9,1%) 

“Situasi utang luar negeri pemerintah masih terkendali. Sebab, hampir seluruh utang luar negeri merupakan denominator jangka panjang. Porsinya mencapai 99,9% dari total utang luar negeri pemerintah,” lanjutnya.

Berdasarkan Statistik Utang Luar Negeri Indonesia (SULNI), utang luar negeri pemerintah mengalami tren peningkatan sejak Mei 2024. Sebelumnya, utang pemerintah mengalami penurunan pada Maret dan April 2024 menjadi USD189 miliar.

Untuk mencerminkan peningkatan ini Posisi utang pemerintah secara umum juga meningkat. Tercatat pada akhir September 2024 terjadi peningkatan Rp 11,97 triliun menjadi Rp 8.473,90 triliun.

Posisi utang tersebut setara dengan 38,55 persen produk domestik bruto (PDB), meski secara nominal meningkat. Namun tercatat persentase PDB turun dari 38,49% pada Agustus 2024. Rasio utang juga tercatat lebih rendah dibandingkan akhir Desember 2023 yang berada di angka 39,21%.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel.