Bisnis.com, JAKARTA – Tercatat utang pemerintah pada tahun ini sekitar Rp 434,29 triliun, terdiri dari SBN Rp 371,8 triliun dan sisanya utang Rp 62,49 triliun.
Di penghujung tahun, Menteri Keuangan Shri Muljani Indravati mengumumkan pihaknya telah melunasi utang jatuh tempo tersebut dengan menerbitkan utang baru.
Dalam situasi ini, sebagian besar investor yang ingin menerima uang dari pemerintah, memilih membeli atau membeli surat utang baru yang diterbitkan pemerintah.
Jadi persoalan pertumbuhan kita lebih dari pembiayaan defisit, ujarnya, Rabu (13/11/2024). Menteri Keuangan DPR.
Sri Muljani mengatakan, kepercayaan investor terhadap keuangan Indonesia cukup baik sehingga mereka memilih untuk melakukan transfer.
Lain halnya jika investor menemukan alternatif investasi yang menarik selain SBN, maka pada akhir periode investor akan lebih memilih uang tunai dan investasi pada instrumen lain.
“Jadi biasanya mereka nunggu apa kita terbitkan [surat utang] baru baru roll over,” ujarnya.
Selain membayar pokok pinjaman, pemerintah juga berkewajiban membayar bunga pinjaman.
Sebelumnya, Direktur Strategi dan Portofolio Keuangan Kementerian Keuangan DJPPR Rico Amir mengatakan pelaksanaan pembayaran bunga utang masih berjalan atau masih berjalan dan perkiraan tahun ini sebesar Rp 499 triliun.
“Sampai Agustus 2024 Rp 315,6 triliun, itu koridor Rp 499 triliun sampai akhir tahun yang akan kita bayar,” ujarnya dalam konferensi media APBN 2024, Kamis (26/9/2024).
Rico mengatakan, pihaknya optimistis pembiayaan defisit, termasuk pembayaran bunga utang, akan sesuai jadwal pada akhir tahun ini.
Sedangkan situasi utang pemerintah pada akhir September 2024 dibandingkan Agustus 2024 mengalami peningkatan sebesar Rp 11,97 triliun. Meski secara nominal meningkat, namun rasio PDB mengalami penurunan menjadi 38,49%. Agustus 2024.
Rasio utang juga tercatat lebih rendah dibandingkan akhir Desember 2023 yang mencapai 39,21%, masih berada di bawah batas aman 60% PDB sesuai UU No. 17/2003 tentang keuangan negara.
Utang tersebut terdiri dari SBN Rp 7.483,09 triliun dan didominasi oleh investor dalam negeri. Sementara itu, lebih dari Rp950,88 triliun dari total utang Rp990,81 triliun itu didaftarkan di luar negeri atau berasal dari asing.
Sebaliknya, sepanjang tahun ini hingga 8 November 2024, Kementerian Keuangan mengumumkan capital inflow alias masuknya modal asing ke dalam negeri mencapai Rp 268,93 triliun.
Instrumen Surat Berharga Rupiah Bank Indonesia (SRBI) mengelola modal asing sebesar Rp 200 triliun. Sedangkan sisa aliran modal asing masuk ke instrumen lain sebesar Rp33,75 triliun dan di pasar Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp35,18 triliun.
Temukan berita dan artikel lainnya di Google Berita dan WA Channel