Bisnis.com, JAKARTA — PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF memberikan konsultasi atau nasihat kepada Presiden terpilih Prabowo Subianto terkait program 3 juta rumah sebagai janji politiknya.
Chief Economist SMF Research Institute, Martin Daniel Siyaranamual, meyakini program 3 juta rumah yang diusung Presiden terpilih akan memberikan angin segar bagi sektor perumahan dan pemangku kepentingan terkait sektor perumahan, termasuk PT SMF.
“Ini usulan kita, angka yang dimaksud Pak Prabowo adalah 3 juta, angka ini tidak bisa kita ubah, kita putuskan bersama yang 3 juta. Pertama, untuk 1 juta rumah di perkotaan. Kita usulkan. setengahnya 400.000 orang berbicara [targeting] kepemilikan rumah untuk tuna wisma, sedangkan untuk perbaikan rumah 600.000,” kata Martin dalam konferensi pers SMF Semester I /2024, dikutip Selasa (10/1/2024).
Sementara itu, dari 2 juta rumah yang dibangun di pedesaan, SMF menyarankan 300.000 rumah diperuntukkan bagi tunawisma dan 1,7 juta rumah untuk perbaikan rumah yang tidak layak huni.
“Jadi 3 juta rumah, kalau Pak Prabowo bilang 1 juta di kota, 2 juta di pedesaan, kami datang [mengusulkan] lebih detail,” kata Martin.
Usulan ini berasal dari hasil kajian internal yang dilakukan SMF Research Institute. Martin mengatakan, jika berbicara soal rumah, pemerintah harus menghubungkannya dengan dua variabel. Yang pertama adalah perumahan untuk mengurangi kemiskinan dan yang kedua adalah perumahan untuk meningkatkan sumber daya manusia.
Hasil risetnya menunjukkan, setiap stimulus sektor perumahan senilai Rp 1 triliun akan berdampak pada peningkatan produk domestik bruto (PDB) sekitar Rp 1,9 triliun, produk mineral, jasa transportasi darat, jasa persewaan, dan jasa penunjang usaha. , dari industri semen hingga ketenagalistrikan.
Selain itu, setiap insentif sektor perumahan senilai Rp1 triliun juga berdampak pada penurunan jumlah penduduk miskin sebanyak 6.107 jiwa atau penurunan angka kemiskinan sebesar 0,0022 persen. Dampak lainnya adalah terciptanya dana sekitar Rp 800 juta pada kegiatan kesehatan dan berdampak positif pada kegiatan perekonomian di bidang pendidikan dengan peningkatan sekitar 1,58 miliar.
Dalam implementasi selanjutnya, SMF juga akan menciptakan empat dimensi yang harus diintegrasikan pemerintah. Pertama adalah dimensi backlog yang meliputi property backlog dan housing feasibility backlog. Kedua, dimensi geografis, masyarakat tersebar di tiga wilayah: metropolitan, perkotaan, dan pedesaan.
Kemudian dimensi ketiga adalah dimensi pendapatan yang strata sosialnya terdiri dari masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), masyarakat rentan, dan masyarakat miskin. Keempat, dimensi ketenagakerjaan yang menyangkut pekerja formal dan pekerja informal.
“Nanti kita putuskan siapa yang memberi duluan, masyarakat miskin dulu, masyarakat rentan atau masyarakat atas. Berapa pun uang yang diberikan, pemerintah akan segera memberikan hibah atau pinjaman dengan bunga murah, 5%, 7%, 9%.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel