Bisnis.com, JAKARTA – Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (Gimni) mengusulkan agar bahan tambahan minyak sawit mentah (CPO) menjadi salah satu bahan yang dimasukkan dalam program makan siang bergizi gratis (MBG) andalannya.

Direktur Eksekutif Gimni Sahat Sinaga mengatakan nutrisi dalam minyak sawit setara dengan ASI.

“Saya tanya ke 100 dokter, hanya 3 orang yang tahu kalau minyak sawit itu mirip dengan ASI. Artinya, pengenalan kelapa sawit sangat kuat, kata Sahat pada acara bertajuk Indonesia Emas dalam Mewujudkan Kedaulatan Pangan, Energi Terbarukan, dan Ekonomi melalui Perkebunan Kelapa Sawit pada tahun 2045 di Hotel Bidakara, Jakarta, Senin (18/8). 11/2024).

Sahat pun mengaku telah menyampaikan kandungan nutrisi minyak sawit untuk MBG kepada Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Sakti Wahyu Trenggono untuk dimasukkan ke dalam ikan laut sebagai alternatif pengganti daging.

Pasalnya, konsep makanan 4 sehat 5 sempurna yang selama ini dikemukakan di Indonesia berasal dari peternak asal Swiss. Padahal, jelasnya, komponen daging dalam menu memicu kolesterol.

Untuk itu, ia mengusulkan perubahan konsep 4 sehat 5 sempurna yang dibawa ahli gizi asal Swiss ke Indonesia.

“Susu boleh tapi ditambah minyak sawit, yang kanan tidak ada dagingnya, kita nusantara, daging menimbulkan kolesterol. Hanya ikan dan ayam,” ujarnya.

Sahat mengatakan minyak sawit bisa dikonsumsi semua kalangan karena nutrisi dan vitamin yang dikandungnya cocok untuk semua orang. Sayangnya, banyak orang yang belum memahami kandungan nutrisi menakjubkan yang terdapat pada minyak sawit.

Ia mengatakan minyak sawit tidak mengandung lemak trans dan memenuhi kebutuhan nutrisi yang bermanfaat bagi kesehatan manusia. Komponen nutrisi minyak sawit yang banyak antara lain betakaroten, tokoferol, tokotrienol yang merupakan komponen antioksidan vitamin E. “Sudah banyak penelitian yang dilakukan untuk kebutuhan kesehatan,” jelasnya.

Bustanul Arifin, Ketua Umum Persatuan Ekonomi Pertanian Indonesia (Perhepi), berpendapat bahwa dengan tiga dolar tersebut, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) harus bekerja sama dengan Badan Pangan Nasional (BGN) untuk mendukung program MBG.

“Sepertinya cepat atau lambat Gapki perlu bekerjasama dengan Badan Pangan Nasional,” kata Bustanul.

Menurutnya, pengusaha kelapa sawit dapat berkontribusi terhadap ketahanan pangan baik secara langsung maupun tidak langsung melalui peningkatan pendapatan.

Ia mengatakan ketahanan pangan mencakup ketersediaan, akses, dan penggunaan pangan. Sementara itu, peningkatan efisiensi, terutama pada pangan pokok, merupakan kunci mutlak. Juga memperkuat akses, kecukupan gizi, pemanfaatan dan keamanan pangan.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel