Bisnis.com, JAKARTA – Salah satu Saham Indonesia (BEI) menanggapi permintaan Hary Tanoesoedibjo untuk bergabung dengan grup MNC PT MNC Asia Holding Tbk. (BHIT) dan PT MNC Kapital Indonesia Tbk. (BCAP) Badan Pengendalian Lelang Penuh Khusus.

I Gede Nyoman, Direktur Corporate Pricing BEI, mengatakan penerapan kebijakan dewan pengawas Lelang Panggilan Khusus Yetna (PPK FCA) serupa dengan emiten lain. 

“Tentu saja kita setara dalam menerapkan kebijakan ini, dan yang terpenting dalam penerapan kebijakan ini adalah kita ingin investor terlindungi terlebih dahulu, baru kemudian harga yang dihasilkan akan mencerminkan harga yang wajar.” Senin (6/10/2024) di Gedung BEI Jakarta.

Seperti diketahui, BEI pada 25 Maret lalu menerapkan sistem lelang saham penuh di papan kendali khusus.

Salah satu kriteria yang membuat saham emiten tersebut masuk dalam jajaran direksi adalah rata-rata harga sahamnya dalam enam bulan terakhir di pasar reguler lebih rendah dari Rp 51.

Natassha Ununita, Group Head Investor Relations MNC, mengatakan perseroan menyadari anjloknya harga saham akibat lelang penuh perseroan bisa membuat investor khawatir. Namun dia mengatakan hal itu tidak mencerminkan fundamental kedua emiten tersebut.

“Masuknya perusahaan ke dalam dewan pengawas khusus ini tidak sesuai dengan prinsip kami. “Kami sebenarnya baik-baik saja,” kata Natasha dalam sebuah pernyataan.

Dijelaskannya, MNC grup fokus pada empat bidang strategis antara lain media dan hiburan, jasa keuangan, hiburan perhotelan, dan energi.

Di bidang media dan hiburan, perseroan mengoperasikan empat saluran nasional free-to-air (FTA), yakni RCTI, MNCTV, GTV, dan iNews. Ada juga layanan TV berlangganan yang menggunakan jaringan satelit dan fixed broadband.

Natassha mengatakan MNC Group memiliki berbagai portal dengan lebih dari 53 juta pengguna aktif bulanan dan memelihara jaringan multi-channel di berbagai media sosial dengan trafik bulanan lebih dari 1,5 miliar.

Menurutnya, produksi konten adalah keunggulannya dengan lebih dari 20.000 jam konten video digital dan non-digital, menerbitkan 70.000 artikel per bulan, mengunggah 500-700 klip video ke media sosial setiap hari, dan mengelola lebih dari 600 talenta.

Sementara itu, portofolio MNC Group di sektor rekreasi dan perhotelan mencakup Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) MNC Lido City, sebuah kompleks perumahan, komersial, hiburan, dan gaya hidup kelas dunia seluas 3.000 hektar di Lido City, Jabodetabek.

“Kami juga memiliki gedung perkantoran dan hotel seperti Park Hyatt Jakarta, Oakwood Hotel dan One East Penthouse & Residences di Surabaya, Westin Resort Nusa Dua, Bali International Convention Center dan MNC Bali Resort,” kata Natassha.

Di bidang energi, MNC Group menguasai 8 izin pertambangan batubara di Sumatera Selatan beserta fasilitas pendukungnya mulai dari jalan, jembatan, stockpile hingga pelabuhan batubara.

“Fundamental kuat yang dijelaskan di atas meningkatkan kepercayaan investor. Perusahaan yakin masalah ini akan segera teratasi. “Kami akan mengambil semua langkah yang diperlukan untuk mengembalikan BHIT ke dewan utama,” katanya.

————————————-

Penafian: Pengumuman ini tidak dimaksudkan untuk membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang diakibatkan oleh keputusan investasi pembaca.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita dan saluran WA