Bisnis.com, KUALA LUMPUR – Grup UOB memproyeksikan Asean, khususnya empat negara utama, akan menyumbang 40% terhadap total pendapatan pada tahun 2026. Keempat negara tersebut adalah Malaysia, Indonesia, Thailand, dan Vietnam.
Kepala keuangan UOB Lee Wai Fai mengatakan pendapatan ritel lebih tinggi dari perkiraan pada tahun 2023, hanya menyumbang 33% dari pendapatan perusahaan UOB.
“Tujuannya untuk menumbuhkan Asean dengan 60% generasi muda, yaitu di bawah 35 tahun,” ujarnya pada UOB Corporate Day 2024 di Kuala Lumpur, Rabu (14/8/2024).
Menurut dia, pendapatan pada 2026 akan ditopang oleh jasa keuangan dan kartu kredit hingga 50%.
Dengan pesatnya pertumbuhan kelas menengah di Asean, ia memastikan tujuan tersebut bisa tercapai dalam 2 tahun ke depan.
Pada tahun 2026, ia memperkirakan akan ada 10 juta pelanggan ritel, dan sekitar 90% di antaranya adalah pelanggan yang menggunakan layanan digital. Situasi ini berbeda dengan 8 juta pada tahun 2023, dimana 76% konsumen menggunakan layanan digital.
“Fokus pada produk yang hemat biaya untuk mencapai target CIR kami sebesar 40% pada tahun 2026,” jelasnya.
Pada konferensi yang sama, Head of Group Corporate Banking UOB Leong Yung Chee menambahkan bahwa UOB berkomitmen untuk menjadi bank ritel nomor satu di Asean.
“UOB membiayai kelompok bisnis terbesar kelima dan dengan pertumbuhan tercepat di dunia, yaitu Asean,” ujarnya.
Menurutnya, UOB memiliki produk, layanan, dan pengetahuan perbankan terlengkap yang berpedoman pada prinsip kemudahan berbisnis bagi UKM. “Rencana tersebut didukung oleh tiga tema strategis yaitu konektivitas, digitalisasi, dan keberlanjutan,” jelasnya.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel