Bisnis.com, JAKARTA – Emiten Grup Astra, PT United Tractors Tbk. (UNTR) menghabiskan belanja modal sekitar 400 juta dolar AS atau 40% dari 1 miliar dolar AS yang disiapkan tahun ini. Alokasi Belanja Modal dalam Dolar AS (Capex).
Direktur UNTR Iwan Hadiantoro mengatakan sebagian besar pengeluaran tersebut untuk kegiatan kontraktor penambangan yang dilakukan oleh PT Pamapersada Nusantara (PAMA).
“Mereka secara teratur berinvestasi pada alat berat baru untuk mendukung bisnis mereka, dan akan menghabiskan antara $750 dan $800 juta tahun ini.”
Selain itu, Iwan menambahkan belanja tersebut juga akan ditargetkan pada kegiatan pertambangan batu bara, emas, dan nikel. Diharapkan pada akhir tahun depan belanja modal untuk kegiatan pertambangan mencapai 150 juta.
“Sisanya 50 juta dolar AS akan kami belanjakan untuk bisnis peralatan konstruksi,” ujarnya.
UNTR mencatatkan laba bersih pada kuartal I-2024 turun 15% menjadi Rp 9,53 triliun pada pertengahan tahun.
Berdasarkan laporan keuangannya, UNTR mencatatkan laba bersih sebesar Rp 64,5 triliun. Pendapatan tersebut turun 6% dibandingkan periode yang sama tahun 2023 sebesar Rp 68,6 triliun.
Manajemen UNTR mengatakan penurunan pendapatan disebabkan oleh penurunan kinerja segmen mesin konstruksi dan pertambangan batu bara.
Laba bersih UNTR sebesar Rp27,93 triliun dari kontraktor pertambangan, Rp15,6 triliun dari mesin konstruksi, dan Rp15,46 triliun dari pertambangan batu bara.
Jadi, perolehan emas dan mineral lainnya sebesar Rp 4,37 triliun, dan pendapatan industri konstruksi mencapai Rp 1,1 triliun.
Manajemen UNTR juga menjelaskan, akibat penurunan pendapatan ditambah dengan kenaikan biaya keuangan dan kerugian selisih kurs, maka laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik induk atau laba bersih UNTR mengalami penurunan sebesar 15% menjadi Rp9,5 triliun dari Rp9,5 triliun. 11,2 triliun pada periode yang sama. . periode 2023
Sementara belanja pendapatan UNTR turun 4,68% menjadi Rp47,6 triliun pada semester I/2024 dibandingkan tahun atau tahun sebelumnya sebesar Rp49,9 triliun.
—–
Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel