Bisnis.com, Jakarta – Unilever Plc., perusahaan barang konsumsi cepat saji (FMCG) Inggris, dilaporkan memberhentikan sepertiga dari seluruh tenaga kerjanya di Eropa, atau 3.200 pekerja, pada akhir tahun 2024.

Reuters melaporkan pada Minggu (14/7/2024) bahwa rencana efisiensi tenaga kerja diterapkan sebagai langkah untuk menghidupkan kembali pertumbuhan raksasa barang konsumsi tersebut.

Menurut CEO Unilever Hein Schumacher, hal itu juga diperlukan sebagai bagian dari rencana untuk mendapatkan kembali kepercayaan investor setelah kinerja perusahaan yang buruk dalam beberapa tahun terakhir.

“Dalam beberapa minggu mendatang, kami akan mulai berkonsultasi dengan karyawan yang mungkin terkena dampak perubahan yang diusulkan.” Kata juru bicara Unilever.

Pada saat yang sama, rencana efisiensi ini merupakan bagian dari program produktivitas yang diumumkan pada Maret 2024 yang akan berdampak pada 7.500 karyawan yang diberhentikan.

“Langkah-langkah ini mewakili pengurangan terbesar yang dilakukan Unilever dalam beberapa dekade,” kata presiden dewan pekerja Unilever Eropa Hermann Sogberg dalam suratnya kepada Reuters.

Unilever telah mengambil langkah-langkah untuk mentransformasikan bisnisnya sebagai bagian dari rencana untuk menghidupkan kembali pertumbuhan. Pada bulan Maret, perusahaan mengumumkan akan memisahkan bisnis es krimnya, yang merupakan rumah bagi merek-merek terkenal seperti Magnum dan Ben & Jerry’s.

Manajer portofolio Oberon Investments, Jack Martin, mengatakan para pemegang saham sedang mengamati perubahan haluan dalam bisnis yang berkinerja buruk baru-baru ini.

“Penjualan bisnis es krim merupakan langkah awal, namun langkah untuk merampingkan tenaga kerja kami dalam beberapa bulan mendatang menunjukkan bahwa diperlukan lebih banyak pekerjaan untuk memberikan nilai kepada pemegang saham,” katanya.

Lihat berita dan artikel lainnya dari Google Berita dan WA Channel