Bisnis.com, JAKARTA – Pria 40 tahun asal Jepang hanya tidur 30 menit sehari.

Daisuke Hori dari Jepang menarik perhatian dunia dengan kebiasaan tidurnya. Ia tidur hanya setengah jam dibandingkan anjuran 7-8 jam.

“12 tahun yang lalu, dia mulai mengurangi waktu tidurnya untuk mendapatkan lebih banyak jam aktif setiap hari dan mampu mengurangi waktu tidurnya menjadi 30-45 menit sehari,” lapor Timesofindia.

Hori punya penjelasan menarik tentang gaya hidupnya. Ia mengatakan, kualitas tidur lebih penting dibandingkan jam tidur. Mencontohkan para dokter dan petugas pemadam kebakaran, Hori menjelaskan kepada media bahwa orang-orang tersebut memiliki waktu istirahat yang singkat namun tetap menunjukkan aktivitas yang tinggi.

Untuk tetap waspada dan melawan rasa kantuk, ia mengandalkan olahraga dan minum kopi satu jam sebelum makan. Dia menghentikan rutinitas tidurnya selama hampir 12 tahun.

Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of American Geriatrics Society menemukan bahwa orang yang kurang tidur dan terlalu banyak tidur memiliki mental dua tahun lebih tua dibandingkan mereka yang tidur tujuh hingga delapan jam setiap malam.

Kurang dari jumlah tidur yang disarankan dapat berdampak signifikan terhadap kesehatan manusia. Meskipun kebutuhan tidur setiap orang berbeda-beda, kebanyakan orang dewasa membutuhkan tidur 7-9 jam per malam agar dapat berfungsi optimal. Konsumsi rutin kurang dari jumlah tersebut dapat menyebabkan sejumlah masalah kesehatan fisik dan mental.

Secara fisik, kurang tidur merusak sistem kekebalan tubuh sehingga membuat orang lebih rentan terhadap infeksi dan penyakit. Kenaikan berat badan juga bisa terjadi karena kurang tidur mengganggu hormon yang mengatur rasa lapar dan nafsu makan. Kurang tidur dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit kronis seperti penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan diabetes.

Secara mental, kurang tidur mengganggu fungsi kognitif seperti memori, perhatian, dan pengambilan keputusan. Tidur sangat penting untuk memproses dan menyimpan informasi. Jadi, jika kurang istirahat, kemampuan konsentrasi dan mengingat informasi pun menurun.

Kurang tidur dapat menyebabkan gangguan mood, termasuk peningkatan iritabilitas dan peningkatan risiko kecemasan dan depresi. Kemampuan otak untuk mengatasi emosi dan stres terganggu, sehingga lebih sulit mengatasi tantangan sehari-hari.

Namun, ini hanya rekomendasi umum dan bukan aturan yang tegas, menurut pernyataan Harvard. “Beberapa orang membutuhkan kurang dari tujuh jam, sementara yang lain mungkin membutuhkan lebih banyak,” kata Eric Zhou dari divisi pengobatan tidur Harvard Medical School dalam sebuah pernyataan.

Untuk berita dan artikel lainnya, kunjungi Google Berita dan WA Channel