Bisnis.com, Jakarta – Asosiasi Perdagangan Sereal Uni Eropa (UE) menyatakan kawasan belum siap menerapkan peraturan bebas deforestasi, terutama melarang impor barang terkait deforestasi.

Illiana Axiotiades, ketua kelompok perdagangan biji-bijian Coceral, mengatakan bahwa tugas Komisi Eropa dan UE untuk menerapkan Peraturan Kebebasan Deforestasi (EUDR) oleh pemerintah daerah belum siap.

“Sistem informasi, teknologi informasi yang menginformasikan industri, belum siap,” kata Axiotiades kepada para delegasi pada konferensi International Grains Council (IGC) di London, seperti dikutip Reuters, Rabu (12/6/2024).

Undang-undang tersebut, yang akan berlaku pada akhir Desember 2024, mewajibkan importir kopi, kakao, daging sapi, kedelai, karet, kayu, dan minyak sawit untuk bersikap transparan, yang berarti mereka harus membuktikan bahwa rantai pasokan mereka tidak berkontribusi terhadap deforestasi. .

Jika ditemukan pelanggaran, importir akan dikenakan denda hingga 4% dari omzetnya di UE.

Aturan tersebut berlaku bagi petani Eropa dalam bentuk larangan ekspor produk yang ditanam di lahan kering.

Sementara itu, pada bulan Maret 2024, sekitar 20 anggota UE meminta badan yang berbasis di Brussels tersebut untuk mengurangi atau menangguhkan EUDR, dengan alasan bahwa kebijakan tersebut merugikan petani.

Para pemimpin UE telah melunakkan beberapa langkah lingkungan untuk meredam protes para petani yang marah atas masalah kebijakan ramah lingkungan UE dan impor murah.

Di sisi lain, negara-negara produsen mulai dari Indonesia hingga Brazil juga mengkritik EUDR.

Mereka mengatakan EUDR bersifat diskriminatif dan menghalangi petani kecil mengakses pasar UE yang menguntungkan.

Selain itu, kekhawatiran negara-negara produsen adalah bahwa petani di daerah terpencil dan pedesaan mungkin tidak dapat memberikan koordinat geolokasi kepada pembeli barang mereka.

Koordinat ini membuktikan bahwa tidak ada pertanian di lahan yang akan mengalami deforestasi setelah tahun 2020, yang merupakan salah satu persyaratan utama UEDR.

Sementara itu, pedagang komoditas dan perusahaan barang konsumsi seperti JDE Peat, salah satu perusahaan kopi terbesar di dunia, telah menyatakan kekhawatirannya bahwa industri ini mungkin tidak dapat memenuhi persyaratan UEDR pada waktunya.

Axiotiades menilai keputusan penundaan atau perpanjangan UEDR mencerminkan kurangnya persiapan. (Chatrina Ivanka)

Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita dan saluran WA