Bisnis.com, Jakarta – Kajian MasterCard Center for Development bekerja sama dengan Mercy Corps Indonesia dan 60 Decibels menunjukkan mayoritas pelaku usaha kecil (UMK) menggunakan platform digital seperti e-commerce dan bank digital. Namun literasi digital masih rendah.
Penelitian bertajuk Small Business Barometer Report ini mewawancarai 835 usaha kecil yang terbagi rata antara perkotaan dan pedesaan pada November 2023 hingga Januari 2024.
Survei ini secara khusus mencakup usaha kecil, yang didefinisikan sebagai usaha dengan satu hingga empat karyawan, dan usaha kecil, yang didefinisikan sebagai usaha dengan lima hingga 19 karyawan.
Sebagian besar usaha kecil yang diwawancarai berasal dari sektor makanan dan minuman, pakaian jadi, non-manufaktur dan pariwisata.
Kajian tersebut bertujuan untuk mengidentifikasi tiga tantangan utama yang menghambat perkembangan UMK di Indonesia, yaitu kurangnya literasi digital, kurangnya dukungan struktural, dan rendahnya pendapatan.
Temuan menunjukkan bahwa pemilik usaha kecil sangat tertarik dan sadar akan manfaat alat digital. Dua pertiga UMK menggunakan alat digital. Terdapat 46% UMK yang menggunakan platform e-commerce dan 34% menggunakan e-wallet atau bank digital.
Faktanya, sekitar 81% pengusaha merasakan pentingnya peran alat digital untuk mengembangkan bisnisnya di masa depan. Namun studi tersebut mencatat bahwa UMK menghadapi tantangan serius, yaitu kurangnya literasi digital untuk menggunakan alat-alat tersebut secara efektif.
Sekitar 64% UMK mengakui bahwa mereka tidak mengetahui alat mana yang terbaik untuk kebutuhan khusus mereka. Sekitar 38% pemilik UMK juga menganggap kurangnya literasi digital sebagai hambatan dalam adopsi teknologi dalam bisnis mereka.
Oleh karena itu, terdapat 35% UMK yang belum yakin dengan teknologi yang akan diadopsi. Kemudian, 31% UMK mengatakan bahwa biaya investasi teknologi terlalu tinggi, dan hal ini merupakan sebuah tantangan.
Subhashini Chandran, Vice President Social Impact Center, Asia Pasifik, Mastercard Center for Global Development, mengatakan tren ini sejalan dengan temuan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Cominfo) yang menunjukkan tingkat pendidikan digital Indonesia sebesar 3,54 dari 5. . Pada tahun 2022.
Akibatnya, terdapat kesenjangan antara kebutuhan akan alat-alat digital dan kurangnya keterampilan yang diperlukan untuk menggunakannya secara efektif.
Situasi ini memungkinkan MasterCard untuk terus beroperasi sebagai tolok ukur penting bagi inovasi dan akses pasar bagi usaha kecil di Indonesia, kata Subhashini dalam keterangan tertulis, Kamis (27/6/2024).
Menurutnya, sejak tahun 2017 MasterCard telah mendukung lebih dari 1,8 juta usaha kecil melalui pelatihan, bimbingan, dan konten pendidikan yang mudah dipahami untuk meningkatkan akses terhadap produk keuangan dan solusi digital. MasterCard juga mendukung inisiatif pemberdayaan usaha kecil seperti MasterCard Strive dan MasterCard Academy 2.0.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel