Bisnis.com, Jakarta – Industri asuransi memperkirakan libur akhir tahun dapat mendongkrak pertumbuhan bisnis. Pergerakan wisatawan yang masif menciptakan peluang pasar bagi bisnis asuransi perjalanan.

Misalnya, hingga September 2024, jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia mencapai 10,37 juta orang, meningkat 20,28% dibandingkan periode yang sama tahun 2023. Jumlah ini diperkirakan akan meningkat pada akhir tahun 2024.

Wahyudin Rahman, pakar manajemen risiko dan Ketua Umum Asosiasi Asuransi dan Perusahaan Asuransi Indonesia (KUPASI), menilai peluang asuransi perjalanan di Indonesia semakin berkembang, terutama dengan meningkatnya perjalanan wisata domestik dan internasional. 

Pekan lalu, Wahyuddin kepada Bisnis mengatakan, “Dengan 598,7 juta perjalanan pada Januari hingga Juli 2024, asuransi perjalanan memiliki potensi pasar yang sangat besar. Peningkatan jumlah wisatawan ini memberikan peluang bagi industri asuransi untuk memperluas basis pelanggannya.” /2024).

Lebih dari itu, Wahyuddin meyakini kebangkitan ini dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai manfaat perlindungan saat bepergian, antara lain mulai dari asuransi hingga kecelakaan diri, pengobatan darurat, pembatalan dan penundaan perjalanan, serta perluasan manfaat utama akibat alat pelindung diri. 

“Apalagi kalau mau jalan-jalan ke luar negeri, ini wajib,” kata Wahyuddin.

Kegiatan pariwisata diperkirakan akan semakin meningkat menjelang libur akhir tahun dan tahun baru mendatang. Premi asuransi perjalanan Wahidin kemungkinan akan meningkat terutama pada kuartal IV, tergantung tren musim liburan.

“Saat ini perusahaan asuransi mencatat peningkatan permintaan baik dari wisatawan mancanegara maupun domestik,” kata Wahyuddin.

Bagi industri, periode ini merupakan peluang untuk memberikan produk yang bermanfaat dan menarik kepada konsumen melalui paket khusus atau promosi khusus yang meningkatkan permintaan akan asuransi perjalanan.

Wahyuddin, di sisi lain, menyadari rendahnya cakupan masih menjadi tantangan bagi asuransi perjalanan. Menurutnya, banyak wisatawan yang belum sepenuhnya memahami manfaat asuransi perjalanan, selain yang dibutuhkan oleh agen perjalanan. 

Oleh karena itu, penting bagi para pemangku kepentingan dan regulator untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang ekosistem pariwisata dan industri asuransi. 

“Selanjutnya, masih ada ruang perbaikan dalam hal penyederhanaan penagihan, transparansi produk, dan peningkatan aksesibilitas, terutama melalui jalur digital,” tutupnya.

Lihat berita dan artikel lainnya dari Google Berita dan Saluran Tontonan kami.