Bisnis.com, JAKARTA – Dalam beberapa tahun mendatang, tren bisnis menara telekomunikasi diperkirakan akan sedikit bergeser ke arah infrastruktur menara yang lebih ramah lingkungan dan dapat menampung lebih banyak pemain.

Mastel Sigit Puspito Wigati Jarot, Kepala Divisi Infrastruktur Telematika Nasional, mengatakan menara telekomunikasi akan tetap menjadi elemen penting dalam ekosistem telekomunikasi, karena kualitas infrastruktur telekomunikasi seluler dan tetap di Indonesia masih memerlukan banyak perbaikan. 

Dibandingkan negara lain, Indonesia tertinggal jauh dalam hal layanan broadband.

Sigit juga mengatakan, ke depan tren menara telekomunikasi mungkin akan beralih ke arah yang lebih efisien dan ramah lingkungan. Sebagai penyewa menara, operator seluler tertarik pada pemain menara yang dapat memastikan biaya lebih rendah dan emisi lebih rendah. 

“Namun tren ke depan bisa saja berubah seiring perlunya penggunaan infrastruktur umum seperti infrastruktur telekomunikasi yang ramah lingkungan (ramah lingkungan),” kata Sigit Bisnis, Rabu (25/9/2024).

Dalam perkembangannya, perusahaan menara berusaha memberikan inovasi menara yang lebih efisien dan ramah lingkungan. PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (MTEL) membangun 19 tower ramah lingkungan di Ibu Kota Negara (IKN). 

Tower tersebut terdiri dari tower besar (makro) dan 17 tower kecil (mikro). Menara siap dioperasikan bila pasokan listrik tersedia. 

Beberapa pemain menara sedang mendesain ulang konstruksi menara untuk mengurangi energi dan emisi. Teknologi pemancar menara juga telah dikembangkan sehingga satu pemancar dapat digunakan oleh banyak penyewa.  

“Saya kira bisnis wisata masih menjanjikan jika kita bisa beradaptasi dengan perubahan kebutuhan. Apalagi jika pemerintah mulai serius menggarap broadband berkecepatan tinggi di perkotaan, bahkan hingga gigabit city, maka kebutuhan bisnis menara akan semakin meningkat, kata Sigit. 

Perkembangan lainnya, para pelaku tur asing berupaya mengurangi asetnya di Indonesia.

Perusahaan DigitalBridge Group Inc. berbasis di Amerika Serikat. perusahaan infrastruktur digital EdgePoint Infrastructure, sebuah unit bisnis di Asia Tenggara, sedang mempertimbangkan beberapa opsi strategis.

Perusahaan ini merupakan pemegang saham PT Centratama Telekomunikasi Indonesia Tbk. (CENT) untuk pasar Indonesia. Menurut sumber Bloomberg, pada Minggu (15/9/2024) akan dipertimbangkan opsi yang bisa menjual seluruh atau sebagian EdgePoint.

DigitalBridge saat ini bekerja sama dengan penasihat keuangan untuk melakukan tinjauan strategis untuk EdgePoint yang dapat menghasilkan kesepakatan penjualan, menurut sumber tersebut. Perusahaan menargetkan valuasi hingga $4 miliar (sekitar Rp 61,64 triliun) untuk aset bisnis telekomunikasi ini.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel