Bisnis.com, JAKARTA – PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo terus meningkatkan pelayanan di sektor pelabuhan non peti kemas dengan melakukan transformasi besar-besaran.
Salah satu langkah strategisnya adalah dengan membagi Pelindo menjadi empat subholding. Hal tersebut disampaikan President-CEO PT Pelindo Multi Terminal Ari Henrianto dalam acara “Exchange Meeting: Transforming the World of Non-Container Ports in Indonesia” di Djakarta Theater, Jakarta, Selasa (6 Februari).
Pasca merger PT Pelabuhan Indonesia (Persero) pada 1 Oktober 2021, Pelindo menjalani restrukturisasi besar-besaran. Restrukturisasi tersebut meliputi pembentukan empat subholding yaitu subholding peti kemas, subholding non peti kemas, subholding angkutan laut, peralatan dan jasa kepelabuhanan, serta subholding logistik dan pengembangan darat. Restrukturisasi ini bertujuan untuk mengoptimalkan struktur organisasi dan meningkatkan efisiensi operasional.
Angkutan laut didefinisikan sebagai bentuk angkutan barang yang paling efisien dibandingkan dengan bentuk angkutan lainnya; efisiensi ini sekitar 11 persen lebih baik dibandingkan kereta api dan 51 persen lebih baik dibandingkan truk.
Menurut Ari Henriant, salah satu kegiatan PT Pelindo Multi Terminal adalah meningkatkan kualitas pelayanan pelabuhan guna menciptakan rantai logistik yang lebih efisien. Tujuan utama PT Pelindo Multi Terminal adalah untuk menekan biaya pelabuhan dan kargo, meskipun setiap terminal memiliki ciri khas tersendiri di setiap wilayah. Terminal di Pulau Jawa sebagian besar merupakan terminal bongkar impor, sedangkan di luar Pulau Jawa sebagian besar merupakan terminal bongkar muat.
PT Pelindo Multi Terminal berfokus pada standarisasi layanan terminal kargo, periklanan terminal, efisiensi manajemen terminal dan peningkatan keuntungan. PT Pelindo Multi Terminal juga terbuka untuk bekerja sama dengan pemilik kargo sebagai mitra strategis untuk meningkatkan produktivitas dan kapasitas usaha. Permintaan barang non peti kemas akan meningkat
Sejalan dengan itu, Guru Besar Risiko Logistik Maritim, Intitus Teknologi Surabaya, Saut Gurning yang juga menjadi konsultan dalam acara tersebut mengatakan, perhatian Pelinda cukup baik karena saat ini dunia sedang bergerak menuju pelayaran non peti kemas.
“Saya pikir fokus Pelindo cukup bagus mengingat saat ini dunia sedang bergerak menuju containerless,” kata South.
PT Pelindo Multi Terminal mengalami transformasi yang signifikan dan positif bahkan sebelum merger. Transformasi ini terus menjadi lebih baik dan lebih baik setelah merger. Hal tersebut dibenarkan oleh Executive Vice President Port Handling and Stevedoring FKS Logistics, Viji Devabroto yang juga menjadi salah satu pembicara dalam diskusi ini dan merupakan pelanggan strategis PT Pelindo.
“Sebenarnya Pelindo, khususnya PT Pelindo Multi Terminal, banyak melakukan perubahan luar biasa bahkan sebelum merger. Transformasi dengan modernisasi ini meningkatkan produktivitas. Sebelumnya, pembongkaran gabah dan skrap dalam satu hari hanya berkisar 5.000-6.000 ton. “Sekarang dengan modernisasi, kita sudah mencapai 20.000 hingga 25.000,” kata Viji.
Viji menambahkan, khususnya terminal curah kering Teluk Lamong juga diresmikan oleh PT Pelindo Multi Terminal. Viji bahkan mengklaim terminal curah kering ini merupakan terminal penanganan curah kering (makanan dan pakan) tercanggih di Asia Tenggara.
Khusus dari sisi pakan, kata dia, memiliki potensi yang besar karena sejak transformasi PT Pelindo Multi Terminal, pertumbuhan pakan terus meningkat, setiap tahun muatan gabah dan skrap yang dibongkar mencapai 11 juta ton, tersebar di 4 pelabuhan utama. , yaitu Medani, Kilegoni, Surabaya dan Makassar.
Transformasi Pelindo melalui pembentukan empat sub-holding menunjukkan komitmen perusahaan dalam meningkatkan efisiensi dan kualitas layanan pelabuhan non peti kemas di Indonesia.
Langkah ini tidak hanya meningkatkan efisiensi operasional, tetapi juga mendukung visi Indonesia sebagai negara maritim yang berdaulat dan berkelanjutan berdasarkan RPJPN 2025-2045*.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita dan saluran WA