Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Pengusaha Aset Kripto Indonesia / Asosiasi Blockchain Indonesia (Aspakrindo / ABI) optimistis nilai bisnis investasi kripto di Indonesia bisa menembus Rp 1.000 triliun pada akhir tahun ini. Didorong oleh bangkitnya generasi milenial dan investor arus utama.
Sebelumnya, Otoritas Pengawas Keuangan (OJK) memperkirakan nilai transaksi investasi kripto di Indonesia mencapai Rp 1.000 triliun, lebih dari tiga kali lipat nilai transaksi pada awal tahun 2024 yaitu Rp 301,75 triliun.
Ketua Umum Aspakrindo-ABI Robby menjelaskan dengan bertambahnya jumlah investor kripto di Indonesia, maka tujuan peningkatan bisnis dapat tercapai.
Menurutnya, adopsi aset kripto di Indonesia terus meningkat setiap bulannya hingga mencapai 20,24 juta investor pada Juni 2024. Bahkan, jumlah investor kripto saat ini bisa bersaing dengan investor saham, alat yang sudah ada jauh lebih lama dibandingkan kripto. aktiva.
Hal ini menunjukkan tidak hanya peningkatan minat tetapi juga adopsi aset kripto.
Pertumbuhan positif ini salah satunya didorong oleh banyaknya kelompok seperti Gen Z dan generasi milenial, ujarnya dalam keterangan resmi, Sabtu (31/8/2024).
Ia menjelaskan, mayoritas investor kripto didominasi oleh generasi muda karena aset kripto menawarkan kemudahan akses, transparansi, dan fleksibilitas.
Selain itu, transparansi aset kripto memungkinkan generasi muda untuk mengirim dan menarik transaksi melalui dompet mereka. Pengalaman ini sulit ditemukan di sarana investasi lainnya.
Aset kripto kemudian dapat digunakan oleh semua jenis investor, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Gen Z dan milenial juga menunjukkan minat dan keterlibatan yang kuat terhadap aset kripto pada generasi ini.
Terlepas dari volatilitas harga, faktor ini sebenarnya merupakan faktor yang menarik untuk perdagangan jangka pendek dan sedikit peluang pengembalian.
Selain adopsi Gen Z dan milenial, regulasi merupakan faktor yang cenderung mendorong perdagangan kripto. Menurutnya, regulasi aset kripto di Indonesia bisa dikatakan lengkap dengan dukungan bursa kripto, kliring, penitipan, dan Bappebti yang berperan dalam melindungi keselamatan investor.
Hal ini tidak hanya memberikan rasa aman kepada investor tetapi juga memudahkan berinvestasi. Kedepannya, diharapkan regulasi terhadap aset kripto dapat dipromosikan dengan cara yang bermanfaat bagi seluruh pemangku kepentingan, termasuk investor, pedagang aset kripto lokal dan internasional.
Analis Kripto Reku Fahmi Almuttaqin mengatakan optimisme tersebut terkait dengan peningkatan perdagangan kripto di Indonesia seiring dengan ekosistem kripto yang semakin menarik didorong oleh perkembangan teknologi yang semakin canggih.
“Proyek-proyek baru yang menghadirkan inovasi menarik, terutama terkait infrastruktur teknologi terdistribusi, memungkinkan terciptanya pengalaman baru yang semakin imersif di berbagai sektor ekosistem terdistribusi,” ujarnya.
Menurutnya, pada tahun 2024, tidak sedikit proyek kripto yang akan memperkenalkan fitur dan pengalaman baru yang semakin beragam dan ramah pengguna, memberikan pengalaman investasi, hiburan, sosial, yang segar dan berbeda.
Fokus pengembang dan teknologi terdistribusi kini berada pada kemudahan penggunaan bagi sejumlah besar pengguna.
Keberhasilan upaya ini berpotensi menarik minat publik yang lebih luas terhadap teknologi terdesentralisasi dan aset kripto.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel