Bisnis.com, JAKARTA – Industri Meeting Incentive, Convention Exhibition (MICE) akan memberikan multiplier effect terhadap perekonomian Indonesia dengan nilai transaksi yang mencapai Rp 100 triliun pada tahun 2023.

Data Asosiasi Perusahaan Pameran Indonesia (Asperapi) menunjukkan akan ada hingga 138 pameran pada tahun 2023 dengan peserta 30.449 perusahaan atau lembaga.

Sementara nilai transaksi pameran yang berlangsung telah melampaui Rp 100 triliun. Jumlah tersebut meningkat menjadi Rp 91,652 triliun dibandingkan tahun lalu.

Sedangkan jika mengacu pada data Precedence Research 2022, nilai ekonomi yang dihasilkan MICE pada tahun 2024 secara global bisa mencapai USD 998,59 miliar.

Kawasan Asia-Pasifik mempunyai pangsa pasar MICE terbesar dengan pangsa hingga 44%. Pangsa ini lebih tinggi dibandingkan Amerika Utara (30%), bahkan di Eropa yang hanya 20%.

CEO Jakarta Convention Center (JCC) Senayan Edwin Sulaeman mengatakan peran penting Indonesia di kawasan Asia-Pasifik dan besarnya jumlah penduduk produktif menjadi salah satu daya tarik bagi para pelaku usaha untuk diikutsertakan dalam agenda MICE Tanah Air yang beragam.

“Usaha MICE ini berdampak besar terhadap perekonomian karena melibatkan banyak pelaku usaha di berbagai bidang termasuk industri pendukungnya,” kata Edwin dalam keterangannya, Minggu (22/09/2024).

Ia mencontohkan, banyak event organizer (EO) global yang menggunakan JCC untuk membuat agenda acara di Indonesia.

Beberapa diantaranya adalah event kelas dunia seperti Inter Parliamentary Union, Koelnmesse Pte Ltd, The Asia Pacific Coatings Show, Taiwan Expo, Indonesia International Geothermal Convention and Exhibition (IIGCE), Homeland Security dan masih banyak lagi.

Ia mengatakan, selama tahun 2023 akan tercapai 145 perjanjian kerja sama di berbagai kegiatan, baik nasional maupun transnasional. Hal ini mencakup agenda pemerintah, BUMN dan swasta.

Menurutnya, salah satu daya tarik pengunjung yang datang ke JCC adalah beberapa konser musik dan acara seni pertunjukan. Banyak sekali pelaku bisnis dan industri yang memanfaatkan JCC sebagai wadahnya untuk menjangkau pasar dan menjalin kerjasama bisnis.

Edwin mengatakan, sebagai pengelola MICE internasional selama lebih dari 30 tahun, JCC telah membuktikan bahwa bisnis ini mampu menciptakan multiplier effect pada sektor perekonomian lainnya.

Ia mengatakan, tingkat okupansi hotel di sekitar JCC, mulai dari Jalan Gatot Subroto di Senayan hingga Tanah Abang, Jakarta, selalu tinggi selama acara berlangsung.

“Berbagai kegiatan JCC berkembang menjadi banyak usaha penunjang seperti EO, sound services, serta usaha katering yang dibutuhkan dalam kegiatan bahkan penunjang lainnya seperti transportasi,” ujarnya.

Ia optimis bisnis MICE mampu mendorong perekonomian untuk terus tumbuh, menciptakan usaha-usaha baru, usaha besar dan kecil menengah serta menciptakan lapangan kerja baru.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel